Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Ketum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dan Ketum PPP Romahurmuziy (Gus Rommy) berseteru kata terkait urusan Pilpres 2019. Apa sebenarnya makna di balik perseteruan itu?
Perseteruan itu bermula saat Cak Imin protes mengenai pernyataan Rommy kepada media usai keduanya hadir dalam halal bihalal keluarga besar Bani Hasbullah Said di Jombang, Jawa Timur. Dalam kesempatan itu, Rommy mengaku mengajak Cak Imin untuk secara resmi bergabung ke koalisi petahana Presiden Joko Widodo di Pilpres 2019.
Namun kepada media, Rommy menyatakan Cak Imin mengaku kepada dirinya suara PKB akan turun bila mendukung Jokowi. Cak Imin protes dan kemudian menyerang dengan menyatakan Rommy tertarik dengan peluang mendukung Gatot Nurmantyo. Hanya saja itu sudah diklarifikasi oleh Rommy.
"Seteru Cak Imin-Rommy bisa dilihat sebagai langkah preemptive Rommy membonsai laju keunggulan Cak imin dalam persaingan capres-cawapres 2019," ujar Direktur Eksekutif Media Survei Nasional (Median), Rico Marbun kepada wartawan, Kamis (21/6/2018).
Langkah Rommy mem-framing hasil diskusi tertutup dengan Cak Imin dinilai Rico kental dengan aroma serangan politik. Rommy disebutnya tengah menyerang Cak Imin yang secara elektabilitas dan popularitas lebih unggul.
"Terlepas dari apapun pembicaraan tertutup yang sesungguhnya. Komen terbuka dari Rommy menyulitkan fleksibilitas Cak Imin dan PKB dalam bergerak," sebut Rico.
Meski begitu, manuver Rommy disebut wajar lantaran posisi PPP kini berada di bawah PKB. Perebutan kursi cawapres Jokowi juga menjadi sorotan dalam hal ini.
"Karena Rommy dan PPP memang wajar merasa khawatir dan harus bermanuver melemahkan Cak Imin dan PKB. Secara umum di atas kertas posisi PKB dan Cak Imin lebih unggul. Secara elektabilitas capres, Cak Imin ada di urutan ke-5 dengan angka 1.9. Dan angka Rommy sbagai capres tidak terlihat sama sekali. Secara elektabilitas wapres, Cak Imin 4.7% sementara Rommy hanya 0.1," urai Rico.
"Begitu juga secara partai. PKB 8.5% di peringkat ke-4. Sementara PPP masih harus berjuang agar lolos elektoral threshold dengan angka 3.6," sambungnya.
Dalam politik, langkah Rommy tak bisa disalahkan. Rommy dinilai tengah memperjuangkan partai yang dipimpinnya itu.
"Jadi ya wajar saja Rommy akan berjuang supaya pesaingnya sesama partai Islam tidak terlalu melenggang sendirian," tutup Rico. dtc