Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta
PT Bursa Efek Indonesia(BEI) menjatuhkan suspensi terhadap saham PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR). Penyebabnya, harga saham BNBR turun cukup signifikan.
Saham BNBR tercatat sudah turun 75,17% dari perdagangan 4 Juni 2018 di posisi Rp 282 ke level Rp 70 pada perdagangan sebelum dijatuhkannya suspensi.
BEI pun telah melakukan pemeriksaan atas penyebab merosotnya harga saham BNBR, baik dari sisi transaksi maupun isu yang membuat harga saham anjlok.
"Saya tidak tahu harga terganggu gara-gara apa, tapi sejauh ini sampai kita periksa tidak ada legal issue yang dilangar," kata Direktur Utama BEI, Tito Sulistio di Gedung BEI, Jakarta, Jumat (22/6).
Menurut Tito, anjloknya harga saham BNBR lebih dikarenakan mekanisme pasar yang menghendaki penurunan yang cukup tajam. BEI pun menjatuhkan suspensi dalam rangka cooling down.
"Ini mekanisme pasar saja. Paling kalau terlalu turun banyak biasanya di UMA lalu minta penjelasan. Pemeriksaan biasanya kita laporkan ke OJK," tuturnya.
BNBR tercatat sudah turun 75,17% dari perdagang 4 Juni 2018 di posisi Rp 282 ke level Rp 70 pada perdagangan kemarin. Jika ditarik lebih jauh, saham BNBR sebenarnya sudah turun lebih dalam dari posisi Rp 500.
Fakta menarik lainnya saham BNBR sebelumnya sudah tidur cukup lama di level Rp 50 alias gocap. Tiba-tiba saham BNBR bangkit layaknya 'Zombie'.
Saham BNBR keluar dari zona gocap bukan karena memang kinerjanya membaik, melainkan lantaran reverse stock.
Perusahaan melakukan reverse stock dengan rasio 10:1. Itu artinya dari posisi Rp 50 berubah menjadi Rp 500 setelah reverse stock.
Namun sejak reverse stock resmi dilakukan pada 30 Mei 2018, saham BNBR justru turun. Satu hari setelah reverse stock saham BNBR langsung turun ke posisi Rp 376.
Selanjutnya setiap hari perdagangan saham BNBR terus turun. Kini saham BNBR berada di level Rp 70 per saham atau sudah kembali mendekati kembali zona gocap.(dtf)