Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Kudus - Pada Hari Raya Ketupat yang jatuh hari ini, ribuan warga berkumpul di pinggir Sungai Piji, Desa Kesambi, Kecamatan Mejobo, Kudus. Sejak pagi tadi sampai sore ini, mereka memadati lokasi itu.
Ada satu kegiatan yang dilakukan warga Desa Kesambi yakni Lomban Praon. Yaitu tradisi menyusuri sungai dengan menggunakan perahu kayu. Panitia sengaja mendatangkan dua unit perahu dari Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati, untuk memeriahkan Lomban.
Dwi Anto Setiyawan, ketua panitia kegiatan Lomban Praon, mengatakan, tradisi ini memang diadakan untuk meramaikan Hari Raya Ketupat yang jatuh tiap sepekan setelah Idul Fitri. Tradisi Lomban Praon telah ada sejak puluhan tahun silam.
"Lomban Praon, itu tradisi lama desa sini (Kesambi). Kini kami coba melestarikannya," kata Anto kepada detik.com di lokasi, Jumat (22/6/2018).
Kegiatan susur sungai ini, memang dinanti-nanti warga. Pada kegiatan ini, warga bisa menikmati susur sungai dengan naik perahu kayu. Jarak yang ditempuh sekitar 1 km, dan hanya di wilayah Desa Kesambi. Sungai dengan lebar sekitar 10 meter ini, menjadi tempat rekreasi warga pada satu hari ini saja.
Adapun warga yang hendak naik perahu, lanjut Anto, harus lebih dulu membayar karcis. Dengan harga karcis Rp 10 ribu per lembar. Panitia menyediakan karcis sekitar 1.500 lembar.
"Kami targetkan karcis habis terjual. Tahun lalu kami sediakan 1.200 lembar karcis dan semuanya ludes terjual," bebernya.
Lantas bagaimana dengan segi keamanan perahu? Anto menjamin hal itu. Di antaranya, panitia Lomban membatasi jumlah penumpang. Untuk dewasa, batas maksimal penumpangnya hanya 25 orang. Untuk anak-anak, panitia membatasi penumpang 30 orang.
Selain itu, panitia juga menyiagakan satu orang anggota BPBD di setiap perahu yang sedang mengangkut penumpang. Pada rute Lomban, petugas BPBD juga hilir mudik dengan perahu karet guna menjaga keamanan penumpang.
Pantauan detikcom, ratusan orang memenuhi tempat penjualan karcis perahu. Bahkan semakin sore, jumlah warga yang hendak naik perahu semakin banyak. Mereka terpaksa antre agar bisa naik perahu itu.
Sebagian besar warga yang naik perahu adalah kalangan ibu serta anak-anak. Beberapa kali panitia kegiatan mengingatkan agar antarpenumpang tidak berebut naik ke perahu.
Di permukaan sungai yang kotor itu, mereka menikmati aliran sungai dari atas perahu. Senyum dan tawa tampak menghiasi wajah warga. Tidak tampak rasa takut sedikit pun dari mimik wajah penumpang perahu. Sedangkan sejumlah polisi, TNI, dan BPBD terlihat hilir mudik di lokasi guna menjaga keamanan warga menikmati.
"Saya ajak anak-anak naik perahu. Enggak takut pas naik perahunya. Malah anak-anak senang. Tidak sia-sia kami datang dari Pati ke Kesambi," tutur Nana (50) warga Trangkil, Kabupaten Pati. dtc