Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Etika seorang pemimpin menjadi salah satu hal yang ditekankan Ketua Umum DPP PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri. Menurutnya, seorang pemimpin tidak boleh kasar kepada rakyatnya.
Menurut Megawati, yang dibutuhkan masyarakat adalah pemimpin yang membawa perubahan bagi rakyatnya. Dengan begitu pemimpin disayangi oleh rakyatnya.
Hal itu disampaikan Megawati dalam pidato politiknya pada kampanye akbar pasangan calon Gubsu/Wagubsu nomor urut 2, Djarot Saiful Hidayat-SiharSitorus (DJOSS), di Stadion Baharoeddin Lubuk Pakam, Deli Serdang, Sumut, Sabtu (23/6/2018).
Megawati sesekali berkelakar mewarnai pidato politiknya. Menurutnya, orang Batak terkenal dengan gaya bicara keras. Dia mengisahka,n salah satu dari orang Batak yang memanggil dirinya mbak bernada keras.
"Mbak, katanya memanggil saya dengan keras. Waduh saya spontan terkejut. Saya orang Jawa biasanya dengar yang lembut-lembut," sebut Megawati yang memantik riuhan para massa. "Eh walau orang Batak bicara keras, tapi ada juga yang gampang nangis," tambah Mega sambil tersenyum.
Djarot juga tak lepas dari candaan Mega. "Tadi Pak Djarot nyanyi lagu Batak, kayak bagus saja suaranya," canda Mega. "Tadi sok serius nanyi lagu Batak, eh mau gimanapun tetap juga nampak orang Jawa-nya," sebut Mega yang mengundang tawa lebar Djarot.
Di bagian lain, Megawati menyoroti jumlah massa pasangan calon yang lain yang tidak seramai kalau pasangan Djarot - Sihar punya kegiatan. Mega mengaku mengamatinya meskipun sehari-hari tidak tinggal di Sumut.
"Karenanya saya apresiasi kalian semua yang meskipun cuaca mendung dan hujan namun tetap bertahan ramai di kampanye ini. Ini menandakan kecintaan kita terhadap Djarot - Sihar," ujar Megawati yang disambut meriah para massa yang memadati arena kampanye.
Sebelumnya, di awal pidatonya, Megawati yang juga ibu kandung Menko PMK Puan Maharani itu, memuji masyarakat Sumut yang terus mendukung dirinya secara pribadi dalam karir politiknya maupun perjalanan PDI Perjuangan.
Dia membuka sedikit kiprah perjalanan politiknya, mulai ketua umum partai, anggota DPR, wakil presiden hingga menjadi pesiden, di mana semua itu selalu mendapat dukungan masyarakat Sumut.