Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Ankara. Pilpres Turki yang tinggal hitungan jam adalah pilpres kedua bagi Presiden Recep Tayyip Erdogan. Tak seperti yang sebelumnya, disebutkan Erdogan menghadapi tantangan terbesar di pemilu kali ini.
CNN melaporkan, Sabtu (23/6), tantangan terbesar untuk Erdogan itu muncul dari kandidat capres Partai Rakyat Republik (CHP) yang merupakan partai oposisi utama, Muharrem Ince (54). Ince terus menyerang Erdogan dari segi ekonomi yang merapuh beberapa tahun ke belakang.
"Erdogan, rakyat memasak batu bukannya makanan. Rakyat memasak kekhawatiran mereka bukannya makanan. Lihatlah harga kentang, bawang. Tidak ada roti!" teriak Ince di hadapan pendukungnya saat kampanye di kota Antalya, beberapa waktu lalu.
"Ayo, mari kita berdebat. Mari bicara soal perjuangan untuk bertahan hidup, membayar sewa, menyekolahkan anak-anak," imbuhnya.
Menurut Asli Aydintasbas, peneliti senior pada Divisi Hubungan Internasional pada Dewan Eropa, sosok Ince yang tergolong politikus tidak biasa mampu memperluas dukungan dari basis CHP biasanya di kalangan pemilih kelas menengah ke atas. Berkat Ince, kalangan muslim taat dan Kurdi mulai menunjukkan dukungan pada oposisi.
Sementara itu mantra-mantra pembangunan dan pertumbuhan yang selalu digaungkan Erdogan selama ini, mulai kehilangan kemasyhurannya. Rakyat Turki mulai merasakan kondisi perekonomian yang tak stabil. Nilai tukar mata uang Turki, Lira, merosot 20 persen sejak awal tahun.
Inflasi naik ke level 12 persen dan suku bunga berada di angka 18 persen. Sejumlah pemilih di Turki merasa lelah dengan situasi ini.
Seperti diketahui Erdogan (64) yang merupakan kandidat incumbent, diketahui sudah menjabat Presiden Turki sejak tahun 2014. Sebelum itu, Erdogan menjabat Perdana Menteri (PM) Turki dari tahun 2003 hingga tahun 2014.
Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) yang menaunginya telah memenangkan pemilu sejak tahun 2002. CNN menyebut Erdogan sebagai pemimpin Turki yang paling lama menjabat sejak negara itu terbentuk tahun 1923.
Dalam pemilu yang digelar Minggu (24/6) besok, warga Turki akan memiliki presiden dan anggota parlemen. Seperti dilansir Reuters, pemilu tahun ini menjadi salah satu yang terpenting dalam sejarah modern Turki. Sebabnya, pemenang pilpres nantinya akan memiliki kekuasaan eksekutif baru di bawah referendum konstitusi tahun lalu, yang memutuskan menghapus peran PM dan memusatkannya ke Presiden
Total ada 59,39 juta pemilih yang terdaftar dalam pemilu tahun ini. Jumlah itu termasuk 3,047 juta pemilih di luar negeri. Sebanyak 180.065 kotak suara telah disebar ke 81 provinsi di Turki. Sedangkan total 3.160 kotak suara disediakan di sekitar 123 misi diplomatik Turki di sebanyak 51 negara.
Pemungutan suara akan dimulai pada Minggu (24/6) pagi, sekitar pukul 09.00 waktu setempat hingga pukul 17.00 waktu setempat.(dtc)