Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta
Industri taksi konvensionaltengah mengalami masa yang berat. Beberapa dari perusahaan taksi mengeluhkan hadirnya transportasi online yang kini menjadi pesaing terberatnya.
Dampak tersebut terlihat jelas pada PT Express Tansindo Utama Tbk (TAXI). Perusahaan itu mengalami kerugian bahkan hingga beberapa kali telat membayar utang bunga obligasinya.
Jika dibandingkan dengan PT Blue Bird Tbk (BIRD) kondisinya sedikit berbeda. Meskipun operator taksi berlogo burung biru itu juga mengalami penurunan kinerja.
Menurut laporan keuangan BIRD kuartal I-2018 tercatat perusahaan mengantongi laba bersih sebesar Rp 98,9 miliar. Angka itu turun 15,79% jika dibandingkan dengan laba bersih di kuartal I-2017 sebesar Rp 117,4 miliar.
Namun kondisi itu masih lebih baik dibandingkan TAXI yang mengalami rugi bersih sebesar Rp 108,88 miliar. Kerugian itu membengkak 86% jika dibandingkan rugi bersih periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 58,6 miliar.
Pendapatan bersih BIRD juga turun dari Rp 1,04 triliun menjadi Rp 973,37 miliar. BIRD juga masih menanggung beban langsung sebesar Rp 714,7 miliar. Sehingga BIRD masih bisa mengantongi laba bruto sebesar Rp 258,67 miliar.
Sedangkan pendapatan TAXI turun dari Rp 78,3 miliar menjadi Rp 62,01 miliar. Namun perusahaan masih menanggung beban langsung sebesar Rp 110,2 miliar. Sehingga TAXI mengalami rugi kotor sebesar Rp 48,26 miliar.
Dari sisi utang, total liabilitas BIRD tercatat mencapai Rp 1,6 triliun. Terdiri dari liabilitas jangka pendek sebesar Rp 490,6 miliar dan liabilitas jangka panjang sebesar Rp 1,11 triliun.
Sementara total liabilitas TAXI lebih besar yakni mencapai Rp 1,79 triliun. Terdiri dari liabilitas jangka pendek Rp 565,3 miliar dan liabilitas jangka panjang sebesr Rp 1,23 triliun.
Dari sisi ekuitas, BIRD masih lebih baik. Tercatat total ekuitas BIRD mencapai Rp 5 triliun di akhir Maret 2018. Angka itu naik dari catatan ekuitas di akhir 2017 sebesar Rp 4,9 triliun.
Sementara jumlah ekuitas TAXI terus menyusut dari Rp 246,5 miliar di kuartal I-2017 menjadi Rp 137,5 miliar di akhir Maret 2018.(dtf)