Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medambisnisdaily.com - Medan. Adanya lonjakan harga beras medium di Kota Medan juga dibenarkan oleh Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara (Sumut).
Menurut Kabid Ketersediaan dan Distribusi Dinas Ketahanan Pangan Sumut, Syafri Nasution, dibandingkan dengan bulan Mei 2018, harga beras di bulan Juni bergerak naik. Yang tadinya harga Rp 10.000/kg menjadi Rp 11.000/kg dan dari Rp 11.000 menjadi Rp 12.000/ kg.
Menurut Syafri, kenaikan harga beras tersebut disebabkan permintaan yang juga meningkat sementara pasokan beras terbatas.
"Saya melihat ada kecenderungan permintaan beras yang meningkat dari hari normal. Dan, kondisi itu didukung dengan kondisi panen yang berkurang. Memang ada panen tapi tidak merata atau belum keseluruhan, panennya spot-spot," jelas Syafri.
Panen kata dia, diprediksi baru dimulai bulan Juli 2018, dan panen besar pada bulan Agustus mendatang.
"Sumut berbeda dengan di Jawa. Kalau di Jawa ada namanya pola tanam serentak dan panen serentak. Nah, kalau di Sumut, tidak ada pola tanam serentak. Di Sumut hampir setiap bulan ada tanam dan setiap bulan ada panen. Jadi panennya tidak serentak. Itulah yang membuat pasokan gabah kita tidak berlimpah dan itu berdampak terhadap harga beras yang cenderung tinggi," jelasnya.
Sementara itu, Kabid Perdagangan Dalam Negeri Misbah mengatakan, dari pantauan pihaknya ke enam pasar tradisional yang menjadi acuan BPS di kota Medan seperti Pusat Pasar, Pasar Sikambing, Petisah, Suka Ramai, dan Simpang Limun harga beras stabil.
"Tidak ada mengalami peningkatan sebelum Lebaran maupun sesudah Lebaran. Harga stabil mulai dari
Rp 10.000, Rp 10.500 dan Rp 11.000 tergantung kualitas berasnya dan ada juga yang berkisar Rp 9.500 per kg untuk beras Aceh," kata Misbah.
Begitupun, kata Misbah, bila memang benar ada kenaikan beras, Disperindag Sumut akan meminta Bulog Divre Sumut untuk melakukan operasi pasar hingga harga beras benar-benar stabil.