Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat impor Indonesia per Mei 2018 mencapai US$ 17,64 miliar, angka ini meningkat 9,17% dibandingkan bulan sebelumnya, dan meningkat 28,12% dibandingkan Mei 2017.
Angka impor di Mei 2018 juga membuat neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit sebesar US$ 1,52 miliar. Sebab, nilai ekspor hanya sebesar US$ 16,12 miliar.
Berdasarkan data BPS yang dikutip, Jakarta, Senin (25/6). Indonesia selama bulan Mei telah mengimpor banyak barang, seperti beras, daging beku, buah-buahan, hingga bom.
Nilai impor barang konsumsi sebesar US$ 1,73 miliar. Di mana, angka tersebut naik 14,88% dibandingkan bulan sebelumnya, sedangkan dibanding periode yang sama tahun 2017 tumbuh 34,01%.
Sedangkan barang baku penolong total impornya US$ 13,11 miliar atau naik 9,02% dibanding bulan sebelumnya, dan naik 24,55% dibanding Mei 2017.
Lalu, untuk impor barang modal totalnya US$ 2,81 miliar, angka ini naik 6,63% dibanding bulan April 2018, dan naik 43,40% dibanding Mei 2017.
Berikut daftar barang-barang yang diimpor Indonesia:
1. Barang Konsumsi
- Gabah giling/setengah digiling US$ 143,1 juta
- Daging beku tanpa tulang US$ 48,2 juta
- Apel segar US$ 47,7 juta
- Anggur segar US$ 34 juta
- Pir segar US$ 33,7 juta
- Bom, granat, torpedo, dan sejenisnya US$ 21,6 juta
2. Bahan Baku Penolong
- Bagian alat transmisi US$ 322,7 juta
- Kacang kedelai US$ 259,3 juta
- Gula mentah US4 240,5 juta
- Emas gumpalan US$ 226,6 juta
- Batubara US$84,4 juta
3. Barang Modal
- Mesin untuk pembuat kertas US$ 140,8 juta
- Laptop termasuk notebookUS$ 100,1 juta
- Sekop mesin berputar US$ 87,4 juta
- Bahan pembuatan kapal tanker US$ 49,4 juta
- Bahan pembuatan kapal angkut US$ 42,4 juta. (dtf)