Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Ekonomi Indonesia pada tahun ini diperkiran tetap tumbuh, seiring menguatnya permintaan domestik dan investasi. Begitupun, ada sejumlah risiko eksternal yang akan dihadapi dan berpotensi menghambat laju pertumbuhan.
Kepala Kantor Perwakilan BI Sumut Arief Budi Santoso mengungkapkan, perkembangan ekonomi AS yang solid didukung pelonggaran kebijakan perbankan, risiko perang perdagangan (trade war) yang semakin tidak pasti dan tensi geopolitik yang meningkat mewarnai dinamika ekonomi global. "Ekonomi AS yang semakin solid membuat sentimen investor terhadap AS terus menguat dan mendorong penguatan dolar AS," katanya pada acara Diseminasi Ekonomi dan Keuangan Regional Sumut di Medan, Senin (25/6/2018).
Selain itu potensi peningkatan imbal hasil obligasi pemerintah AS (Yield US Treasury Bond) berpotensi meningkat didorong oleh risiko melebarnya defisit fiskal AS, inflasi yang lebih tinggi serta dampak relaksasi pengaturan & pengawasan sektor keuangan.
Di samping itu, meningkatnya tekanan di Argentina dan Turki menambah ketidakpastian negara berkembang (emerging markets) sehingga investor global terus mengurangi penempatan di negara berkembang, tidak terkecuali Indonesia.
Menghadapi risiko tersebut, kata dia, BIsenantiasa berkomitmen dan fokus pada kebijakan jangka pendek BI dalam memperkuat stabilitas ekonomi, khususnya stabilitas nilai tukar Rupiah. Untuk itu, BI siap menempuh kebijakan lanjutan yang pre-emptive, front loading, dan ahead the curve dalam menghadapi perkembangan baru arah kebijakan the Fed dan ECB pada Rapat Dewan Gunernur BI pada 27 dan 28 Juni 2018 mendatang.
"Kebijakan lanjutan tersebut dapat berupa kenaikan suku bunga yang disertai dengan relaksasi kebijakan LTV untuk mendorong sektor perumahan," ungkapnya.
Selain itu, kebijakan intervensi ganda, likuiditas longgar, dan komunikasi yang intensif tetap dilanjutkan. BI, Pemerintah, dan OJK juga akan terus mempererat koordinasi untuk memperkuat stabilitas dan mendorong pertumbuhan.
BI meyakini ekonomi Indonesia, khususnya pasar aset keuangan, tetap kuat dan menarik bagi investor, termasuk investor asing. Dengan investasi yang terjaga, stabilitas ekonomi juga diharapkan tetap terjaga dan pertumbuhan ekonomi akan meningkat.