Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Dinas Kesehatan Sumatera Utara (Dinkes Sumut), sedang berupaya menjalankan program intervensi komprehensif stunting di 4 kabupaten/kota di Sumut.
Hal ini sebagai program dari pemerintah pusat, yang menetapkan untuk tahun 2018, 100 kabupaten/kota, serta di masing-masing kabupaten/kota, 10 desa yang akan di intervensi komprehensif stunting.
"Jadi, di Sumut, masuk 4 kabupaten/kota, yakni Gunungsitoli, Nias Utara, Langkat dan Palas, yang masuk intervensi komprehensif. Di dalam 4 kabupaten/kota tersebut, ada 40 desa yang akan mendapatkan intervensi komprehensif untuk percepatan penurunan stunting," kata Sekretaris Dinkes Sumut Ridesman kepada Medanbisnisdaily.com usai acara Halal Bihalal dan Pelepasan Jamaah Calon Haji dan Tenaga Kesehatan Haji Indonesia Dinkes Sumut Tahun 1439 H/2018, dengan tema; Dengan Semangat Idul Fitri Kita Tingkatkan Silaturrahim dan Prestasi Kerja Menuju Sumut Sehat Sejahtera, di Garuda Plaza Hotel, Kamis (28/6/2018).
Sehingga, lanjutnya, seperti yang dikatakan Ikatan Dokter Indonesia (IDI), sesuai data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), yakni, yang menyatakan Labuhanbatu Selatan (Labusel) tidak masuk dalam program penanganan stunting Dinkes Sumut, bukan berarti seperti itu, namun tidak se-komprehensif 4 kabupaten/kota yang masuk.
"Jadi, bukan berarti tidak ada penanganan stunting, ini sudah program integral dengan kesehatan sehari-hari sebenarnya. Nah, ini perlu diluruskan. Hanya saja kita ingin program ini penanganan itu secara bertahap dan komprehensif. Seluruh aspek diperbaiki, baik lingkungan, perbaikan gizi serta sarana dan prasarana. Sehingga ke depan tidak lagi muncul masalah stunting ini," jelasnya.
Selain itu, kata Ridesman, bagi anak-anak balita yang mengalami stunting, juga sudah ada intervensinya, baik intervensi gizi maupun intervensi sosial pola asuh atau bina keluarga balita dan sebagainya," ungkapnya.
Bahkan, tambahnya, pada tahun 2019, Kabupaten Simalungun akan dimasukkan ke dalam program intervensi komprehensif stunting.
"Pernah ditanyakan kepada kami, apa dasar kabupaten ini masuk intervensi komprehensif. Ini semata-mata bukan dilihat dari besarnya kasus, itu salah satu faktor, di mana di kabupaten tersebut tinggi kejadian stunting. Di atas 20% sudah termasuk tinggi. Selain itu, dilihat juga kondisi yang lain, sarana prasarana, fiskal daerah dan kemampuan APBD daerah. Hal ini juga dilihat. 4 kabupaten/kota yang masuk intervensi komprehensif ini sudah dipertimbangkan aspek-aspek yang lengkap tadi, bukan semata proporsi dan prevalensi stunting semata. Jadi tidak mutlak besaran angka stunting itu," ujarnya.