Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Kuala Lumpur - Pemerintah Malaysia tengah mempertimbangkan untuk menghapus hukuman mati yang diwajibkan sesuai aturan hukum. Wakil Perdana Menteri (PM) Malaysia Wan Azizah Wan Ismail menyebut pemerintah sedang menimbang untuk mengamandemen aturan hukum soal hukuman mati tersebut.
Seperti dilansir kantor berita Malaysia, Bernama, Jumat (29/6/2018), dituturkan Wan Azizah bahwa untuk saat ini, pemerintahan Malaysia telah menangguhkan hukuman mati untuk para terpidana kasus narkoba.
"Rapat Kabinet terakhir memutuskan menerapkan keputusan pemerintah untuk menangguhkan hukuman mati yang diberlakukan pada 17 orang yang bersalah atas pidana narkoba," sebut Wan Azizah kepada wartawan setempat.
"Dalam konteks lebih luas, kita juga menyentuh soal perlunya mempertimbangkan apakah hal yang sama bisa diberlakukan untuk pelaku kejahatan lainnya," imbuhnya.
Disebutkan Wan Azizah bahwa langkah ini akan memungkinkan Sirul Azhar Umar, terpidana mati kasus pembunuhan model cantik Mongolia Altantuya Shaariibuu, untuk kembali ke Malaysia dari Australia jika dia mau. Menurut Wan Azizah, Sirul Azhar yang meminta perlindungan di Australia, kecil kemungkinan akan diizinkan pulang ke Malaysia selama dia masih harus menghadapi hukuman mati jika kembali.
"Itulah mengapa kita membahas apakah perlu bagi kita untuk mengubah vonis atau menggantinya dengan hukuman lain," ucapnya.
Sebelumnya dilaporkan otoritas Australia telah mengabulkan permintaan Malaysia agar Sirul Azhar diekstradisi dengan syarat Malaysia sepakat untuk menanggung biayanya. Namun mantan polisi anggota Unit Aksi Khusus itu dilaporkan menolak pulang ke Malaysia karena takut dihukum mati.
Secara terpisah, seperti dilansir Malay Mail, politikus Malaysia dari Partai Amanah Negara (PAN), Khairuddin Abu Hassan, menyebut Sirul Azhar mengirim surat untuk PM Mahathir Mohamad. Khairuddin yang kini sedang ada di Australia, menyatakan dirinya akan menyerahkan surat itu ke Mahathir begitu tiba di Malaysia.
Disebutkan Khairuddin bahwa Sirul Azhar menegaskan niatnya untuk bekerja sama dengan pemerintah Malaysia dalam menyelesaikan kasus pembunuhan Altantuya yang baru dibuka kembali. Menurutnya, Sirul Azhar memiliki keyakinan pada proses hukum dan pemerintahan Mahathir.
"Semoga kebenaran terungkap selanjutnya," tegas Khairuddin.
Altantuya (28) tewas dibunuh di Malaysia tahun 2006. Dia ditembak mati sebelum jenazahnya diledakkan dengan peledak level militer hingga hancur berkeping-keping di sebuah hutan dekat Subang Dam, Puncak Alam, Shah Alam. Dua mantan polisi Malaysia, Sirul Azhar dan Azilah Hadri divonis mati atas pembunuhan ini. Namun pertanyaan soal motif dan siapa yang memerintahkan pembunuhan Altantuya tidak pernah terjawab.dtc