Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Tigaras. Rosmeida Purba (50) terlihat sangat sedih bersama beberapa kerabatnya ketika ditemui di Posko Terpadu Kecelakaan KM Sinar Bangun di Pelabuhan Tigaras, kabupaten Simalungun,Sabtu sore (30/6/2018). Kepada medanbisnisdaily.com, ia menceritakan bahwa salah seorang keponakannya (anak abangnya) bernama Pardamean Purba (28) adalah termasuk korban tenggelamnya KM Sinar Bangun di Danau Toba, 18 Juni 2018, hingga saat ini belum ditemukan.
Diterangkan Rosmeida,bahwa keponakannya Pardamean Purba yang tinggal di Nagori( desa) 2, kecamatan Dolok Panribuan, Simalunguni ,sehari-harinya adalah paragat (penderas) dan penjual tuak ke beberapa daerah di Pulau Samosir.
"Setelah tuak yang diragatnya, ditambah dengan hasil tuak dari paragat lainnya terkumpul secukupnya, maka Pardamean dan kawannya berangkat dengan menaiki kapal untuk menjual tuak ke Samosir,"kata Rosmeida.
Perjalanan dari Dolok Panribuan menuju Samosir menggunakan transportasi kapal motor dari Pelabuhan Tigaras.
Menurut Rosmeida, korban Pardamean setiap hari berangkat dengan kapal ke Samosir untuk menjual tuak.
"Sudah sekitar setahun ini anakku si Pardamean ini jualan tuak ke Samosir dengan naik kapal," jelasnya lirih.
Ditambahkan Rosmeida, selain Pardamean Purba, ada 2 orang temannya yang sama-sama penjual tuak menjadi korban tenggelamnya kapal tersebut.
"Satu marga Silalahi masih sekampung sama kami, satunya lagi marga Sipayung dari luar kampung kami, tapi masih satu kecamatan Dolok Panribuan," katanya.
Rosmeida yang sudah beberapa hari menunggui di posko tersebut,mengatakan merasa agak senang mendengar bahwa posisi kapal dan beberapa jasad korban sudah terdeteksi Tim Gabungan pencarian korban.
"Ya agak senanglah, sebab ada harapan menemukan anak kami,semoga tim pencari itu bisa menemukan dan mengangkat para korban ke atas," katanya penuh harap.