Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Langkat. Rencana Uni Eropa memboikot produk crude palm oil (CPO) Indonesia dan Malaysia berdampak anjloknya harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di tingkat petani. Informasi terbaru, harga TBSsawit di tingkat petani di Kabupaten Langkat kini hanya Rp 950/kg. Karena penjualan ke pabrik kelapa sawit (PKS) juga turun.
"Yang kami dapat informasi, Eropa masih stop membeli CPO. Alasannya, perkebunan kelapa sawit Indonesia dari pembabatan hutan yang tidak ramah lingkungan. Selama ini bahan baku biodiesel Eropa dari CPO asal Indonesia dan Malaysia. Eropa dikabarkan tidak lagi menggunakan biodiesel berbahan baku minyak sawit. Eropa memproduksi biodiesel dari kacang-kacangan. Makanya Eropa terus memperluas tanaman biji bunga matahari, kedelai, jagung, kacang tanah dan wijen hingga ratusan juta hektar. Sedangkan Eropa menuduh Indonesia menggunduli hutan untuk perluasan tanaman kelapa sawit yang tidak ramah lingkungan," kata Sugiharto alias Kok Peng, Manager PKS PT JPN, di Kecamatan Gebang, Langkat, Senin (2/7/2018).
Dijelaskannya, saat ini PKS-nya melakukan pembelian TBS dari kalangan supliyer Rp 1.360/kg. Karena harga CPO Rp 7.603/kg, sedangkan inti sawit Rp 5.502/kg.
"Biasanya harga CPO Rp 8.500/kg dan inti sawit juga sama, yakni Rp 8.500/kg", jelasnya, sambil menyingung Malaysia saat ini sudah mulai berangsur menggantikan tanaman sawit dengan tanaman kakao (coklat).
Ditemui terpisah, petani sawit di Kecamatan Gebang, Tanjungpura, mengakui, harga TBS saat ini dibeli pedagang pengumpul hanya Rp 1.000/kg.
Lain halnya di Kecamatan Padang Tualang, Hinai dan Kecamatan Sei Lepan, harga sawit mereka dijual Rp 950/kg.
"Karena penjualan di PKS PT Mulia Tani Jaya, Desa Buluh Telang sekarang tinggal Rp 1.175/kg, sehingga kita melakukan pembelian ke petani Rp 950/kg, padahal produksi sawit masih trek," kata Ismail, pedagang pengumpul TBS di Desa Buluh Telang, Langkat.