Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Panyabungan Dalam beberapa hari terakhir harga kemiri batu atau masih ada cangkang di tingkat pedagang pengumpul di Kabupaten Mandailing Natal (Madina) mengalami trend naik dari Rp 7.000/kg menjadi Rp 8.000. Naiknya harga ini dibarengi dengan semakin tinggi permintaan dari eksportir sehingga pengepul kesulitan untuk memenuhi target kebutuhan yang akan dikirim ke Medan, Bukit Tinggi, Pakanbaru dan Jakarta.
"Harganya terus meningkat sementara kita belum mampu menutupi permintaan dari eksportir yang naik," ujar Arman Sink, seorang pengepul kemiri kepada medanbisnisdaily.com, Selasa (3/6/2018).
Arman menjelaskan, saat ini ia baru mampu mengirimkan 20 ton per bulan, padahal memasuki masa panen. Sebab dia terkendala di modal.
Sementara harga kemiri super Ikupas) Rp 37.000/kg dari Rp 34.0000/kg, keping 2 Rp 33.000/kg sebelum Rp 30.000/kg.
"Jika ada investor untuk kerja sama kita siap menampung, hal itu mengingat tingginya permintaan pasar 40 ton saja per bulan saya lihat masih kurang. Untuk itulah perlunya peran serta pemerintah, HKTI untuk pengambilan kembali kebun masyarakat yang sudah ditebangi beberapa tahun lalu karena harga anjlok, " harapnya.