Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Tigaras. Nek Boni (62), kehilangan 17 orang anggota keluarganya pada musibah tenggelamnya KM Sinar Bangun di Danau Toba, 17 Juni 2018. Karena larut dalam kesedihan mengingat kecil harapan jenazah keluarganya itu ditemukan, ia pun jatuh pingsan usai turut melakukan peletakan batu pertama pembangunan Monumen Tragedi KM Sinar Bangun, di Pelabuhan Tigaras, Kabupaten simalungun, Tigaras,Selasa (3/7/2018).
Boni semula dibimbing turun ke dalam lubang untuk ikut melakukan peletakan batu pertama monumen yang dipimpin Bupati Simalungun JR Saragih. Tapi ketika hendak naik kembali ke atas, Nek Boni sudah tidak sanggup dan langsung jatuh pingsan.
Keluarga dengan dibantu petugas kemudian memapah Nek Boni ke tempat yang nyaman dan berusaha menyadarkannya.
Fujiana (41), adik Nek Boni menjelaskan bahwa kakaknya kehilangan 17 orang anggota keluarga yang terdiri dari anak, menantu,kemenakan dan cucu.Fujiana mengatakan bahwa kakaknya Boni tinggal di Limbong, Kota Tebing Tinggi dan sebagian besar korban juga berasal dari sana.
"Sejak kejadian itu, kakakku sering jatuh pingsan karena terlalu sedih," kata Fujiana.
Tim Gabungan memutuskan hari ini terakhir upaya pencarian korban KM Sinar Bangun. Mulai besok, aktivitas pencarian dihentikan selamanya. Basarnas menyatakan mustahil mengangkat jenazah korban KM Sinar Bangun dari kedalaman 450 meter di dasar Danau Toba.
Selain peralatan saat ini tidak ada, dan membutuhkan biaya yang besar, pengangkatan jenazah berisiko tinggi akan rusak saat proses evakuasi ke darat. Keselamatan para penyelam juga rentan.