Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Samosir. Sebagian besar keluarga korban kapal tenggelam KM Sinar Bangun di Danau Toba, Senin, 18 Juni 2018 di perairan Danau Toba, Tigaras, sudah ikhlas menerima kepergian keluarga mereka, dan telah melakukan tabur bunga, Senin (2/7/2018), di atas Danau bersama Menko Maritim, Luhut Binsar Panjaitan. Sehingga, upaya pencarian pun telah dihentikan. Namun demikian, pemantauan masih tetap dilakukan.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Samosir, Tombor Simbolon, dihubungi medanbisnisdaily.com, Selasa (3/7/2018), memohon bantuan dari rekan-rekan media, agar turut membantu para keluarga korban secara psikologis.
"Kita mohon bantuan dari rekan-rekan media, untuk membantu secara psikologis kepada para keluarga korban, jangan menambah beban lagi," ucap Tombor.
Dia menjelaskan, wewenang untuk menghentikan pencarian atau memperpanjang, sepenuhnya dari Basarnas. Walau pencarian dan penyisiran telah dihentikan, tetapi untuk pemantauan masih tetap dilaksanakan oleh Basarnas yang ada di Parapat, Ajibata.
"Memang pencarian atau penyisiran tidak lagi. Hanya pemantauan, mana tau tiba-tiba ada korban muncul atau ditemukan. Karena secara manusia, tidak ada yang mampu menyelam hingga ke dalaman 450 meter titik lokasi bangkai kapal ditemukan," ungkap Tombor.
"Intinya, secara manusia, kita tetap berharap para korban dapat ditemukan, baik hidup maupun meninggal dunia. Tetapi secara teknologi sudah dilakukan. Namun manusia juga punya keterbatasan. Jadi saya pikir, sama dengan Simalungun, mereka sudah ikhlas. Jadi jangan pula beda Simalungun dengan Samosir," tambahnya.
Jadi, sambung Tombor, jumlah resmi korban yang dinyatakan hilang sebanyak 164 orang, korban selamat 21 orang, dan korban ditemukan meninggal dunia 3 orang.
Dijelaskan juga, dari 164 orang korban hilang, 6 orang di antaranya adalah penduduk Samosir.
"Sebenarnya, penduduk Samosir yang turut menjadi korban ada 6 orang. Tapi karena ada 1 orang personel TNI penduduk Simalungun yang tugas di Harian, Kabupaten Samosir, maka turut kita masukkan sebagai daftar korban hilang dari Samosir. Jadi ada 7 dari Samosir," jelas Tombor.
Disampaikan juga, ketujuh korban dipastikan akan mendapat santunan dari Jasa Raharja, dari Kementerian Sosial, dan boras sipirni tondi dari Pemerintah Kabupaten Samosir.
Selain itu, 2 orang anak yang sudah terdata dan merupakan anak dari korban yang belum ditemukan, akan diberikan beasiswa oleh Pemerintah Kabupaten Samosir.
Jadi saat ini, lanjutnya, Pemerintah Kabupaten Samosir telah memfasilitasi kebaktian sakramen pemakaman dari HKBP di Pelabuhan Simanindo. Dan direncanakan, hari Sabtu 7 Juli 2018, Pemerintah Kabupaten Samosir akan melaksanakan acara penyampaian duka dan penyampaian boras sipirni tondi kepada para keluarga korban, khususnya yang berasal dari Samosir.
Untuk dapur umum sendiri yang disediakan Pemerintah Kabupaten Samosir melalui Dinas Sosial di Pelabuhan Simanindo, juga direncanakan tutup hari ini.
"Yang pasti sampai saat ini masih buka. Tetapi rencana, hari ini akan kita tutup," tutup Tombor.