Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Bojonegoro. Peringaan Hari Bhayangkara yang digelar jajaran Polres Bojonegoro sedikit beda. Di HUTnya yang ke-72 ini mereka melakukan upacara dengan ala kerajaan di Wisata Kayangan Api. Kayangan Api merupakan sumber api yang tak pernah padam.
Dipilihnya Kayangan Api sebagai tempat upacara sebagai simbol semangat yang tak pernah padam bagi Polri untuk terus mengayomi masyarakat.
Kegiatan yang baru pertama kali dilakukan di Wisata Khayangan Api ini, diikuti oleh seluruh pejabat utama dan para anggota Polres Bojonegoro.
Para polisi itu berpakaian seragam Polri yang dikombinasi dengan baju model zaman kerajaan. Prosesi upacara juga dilakukan dengan gaya kerajaan pula.
Kapolres Bojonegoro AKBP Ary Fadli menuturkan, kegiatan ini sengaja dilaksanakan di Kayangan Api untuk mengenang sejarah yang ada di Bojonegoro. Selain itu, sebagai bentuk rasa syukur kepada sang pencipta, yang telah menganugerahkan budaya dan warisan wisata alam api abadi.
"Ini baru kita lakukan pertama kali di Bojonegoro, api abadi ini sebagai simbol semangat yang tak pernah padam bagi polisi untuk terus mengayomi dan mengabdi kepada maayarakat," kata AKBP Ary Fadli, kepada detikcom, Selasa (3/7/2018).
Wisata Kayangan Api menurut Fadli tak lepas dari sejarah di Bojonegoro. "Kayangan api menyimpan kekuatan ghaib yang dahsyat. Sehingga sangat cocok untuk kegiatan bertapa atau semedi," ujar AKBP Ary Fadli
Dituturkan oleh kapolres, ada cerita Eyang Kriyo Kusumo mendapatkan ilham atau petunjuk dari sang pencipta untuk menjalankan perantauan berbagai daerah diantaranya ke Irian, Kalimantan lalu kembali ke Kayangan Api.
Eyang Kriyo Kusumo harus membawa batu sekuat tenaganya dengan tidak menggunakan bantuan, lalu batu itu dibakar di atas api dan batu tersebut akhirnya meleleh. Batu yang meleleh tersebut oleh Eyang Kriyo Kusumo dibuat pusaka berbentuk keris dan tombak.
"Keris itu luk telu, jangkung, bolong tengah. Sementara tombaknya bernama semar ndodok. Selanjutnya, tempat tersebut dinamakan Kayangan api, yang sekarang terkenal dengan sebutan wisata api abadi," tutupnya Ari Fadli. (dtc)