Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta. Ketua Dewan Pengurus Pusat Partai Gerindra Nizar Zahro menilai hasil Pilkada Serentak 2018 tidak akan berimplikasi langsung kepada hasil Pilpres 2019. Menurutnya, sosok yang akan diusung di Pilpres nanti lah yang akan menentukan.
Nizar mencontohkannya dengan Partai NasDem, yang berdasarkan hasil hitung cepat merupakan partai pemenang di Pilkada Serentak 2018. Nizar mengatakan, NasDem malah tidak mencalonkan ketua umum partainya sebagai bakal calon presiden, melainkan mengusung Joko Widodo (Jokowi) untuk maju di Pilpres 2019.
"Jangan menghakimi calon yang menang harus langsung memenangkan presiden partai a, b atau c. Ini kan Pilkada baru dilakukan secara serentak nantinya memilih DPD, DPR, dan presiden. Asumsi bahwa mereka yang memenangkan Pilkada bisa langsung menang (dalam Pilpres) ini belum tentu," ujar Nizar.
Pernyataan tersebut disampaikan Nizar dalam diskusi Voxpol Center bertajuk 'Utak-atik Capres-Cawapres Pascapilkada Serentak 2018' di Restoran Warung Daun, Cikini, Jakarta, Selasa (3/7/2018).
Nizar mengatakan, Pilkada memang menunjukkan peta politik di setiap daerah. Pilkada juga menjadi pemanasan mesin partai untuk Pilpres nanti.
Terkait dengan hasil Pilkada Serentak 2018, Nizar menilai hal tersebut belum tentu memenangkan Jokowi. Terutama hasil Pilkada di Pulau Jawa yang dinilai tidak mencerminkan kemenangan Jokowi.
"Hasil kemarin apakah itu menunjukkan partai yang banyak menang itu juga yang akan menang nanti capresnya? Belum tentu. Kita buktikan saja nanti. Karena hasil presentase baik di Jawa maupun luar Jawa tidak menujukkan kemenangan incumbent (Jokowi)," katanya.
Nizar pun menegaskan, partainya akan tetap mencalonkan sang Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto sebagai capres di Pilpres 2019. Namun untuk pendampingnya belum diputuskan.
"Khusus Gerindra, akan mencalonkan Ketum Pak Prabowo sebagai Presiden. Kenapa dicalonkan lagi? Kita pasti akan mencalonkan ketum kita. Berpasangan dengan siapa? Tentu akan dipasangkan dengan tokoh yang bisa menaikkan elektabilitas dengan tujuan untuk mengalahkan dengan segala hormat incumbent yang sekarang, Pak Jokowi," jelasnya. (dtc)