Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Banjarnegara. Embun es atau yang oleh warga disebut bun upas, mulai muncul di Dieng, Banjarnegara. Meski masih tipis, namun petani kentang di dataran tinggi tersebut mulai was-was.
Salah satu petani kentang di Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Banjarnegara, Dikda Subagyo, mengatakan bun upas sudah mulai muncul sejak 2 hari lalu. Hanya, saat ini masih belum berdampak lantaran embun es tersebut masih tipis.
"Sekarang masih tipis, jadi belum berdampak pada tanaman," terangnya saat dihubungi detikcom, Rabu (4/7/2018).
Namun demikian, para petani tetap mengaku was-was gagal panen. Pasalnya, ancaman embun es ini diperkirakan akan terjadi pada akhir Juli hingga awal Agustus.
Saat ini, suhu di dataran tinggi Dieng sudah mencapai 8 derajat Celcius. Sedangkan puncak embun es biasanya suhu mencapai 3 derajat Celsius.
"Titik terendah biasanya 3 derajat Celcius. Dan tanaman kalau sudah kena puncak embun es langsung daunnya menguning dan mati," kata dia.
Saat ini, rata-rata usia tanaman kentang dan wortel di dataran tinggi Dieng sekitar 40 hari. Padahal, tanaman kentang baru bisa dipanen jika sudah 3 bulan 10 hari.
"Di Dieng Kulon sebagian besar warga menanam kentang dan wortel. Bahkan beberapa ada yang baru menanam," sebutnya.
Kepala Desa Dieng Kulon Slamet Budiono menuturkan, pihaknya masih belum bisa menghitung dampak embus es tersebut. Pasalnya, embun es yang terjadi saat musim kemarau ini masih belum berdampak.
"Kalau dampaknya belum ada. Tetapi jika kemarau panjang, dampaknya luas sampai ke beberapa desa di dataran tinggi Dieng," jelasnya. (dtc)