Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Kementerian Perhubungan RI mengambil langkah pembenahan terhadap pelayaran di Danau Toba menyusul tenggelamnya KM Sinar Bangun di perairan Danau Toba, 18 Juni 2018 yang mengakibatkan 3 tewas dan 164 hilang.
Menteri Perhubungan RI, Budi Karya Sumadi, mengungkapkan, upaya pembenahan dilakukan dengan melatih 100 orang warga di sana menjadi petugas syahbandar.
"Kami berharap, dengan upaya yang dilakukan ini, kasus seperti KM Sinar Bangun tak terjadi lagi ke depan," kata Budi di Medan, Kamis (5/7/2018).
Dia menjelaskan, dengan kejadian KM Sinar Bangun, pihak Kemenhub berkoordinasi dengan Mendagri dan Menpan RB untuk menambah petugas pengawas langsung dilakukan dari pemerintah pusat untuk pelayaran di Danau Toba.
"Saya pikir operasional bisa dilakukan provinsi dan kabupaten. Untuk kompetensi pengawasan akan dilakukan dari pusat," tutur Budi.
Adapun dalam pengelolaan pelayaan di Danau Toba, kata Budi, pengawasan standar operasional pelayaran akan dilakukan bersama TNI/Polri. Kemenhub juga akan melakukan ramcheck terhadap armada-armada yang ada di sana, terutama yang berkaitan dengan fitur-fitur keselamatan. "Yang tak memenuhi akan kami peringati," katanya.
Sebagai catatan, proses pencarian dan evakuasi korban KM Sinar Bangun resmi dihentikan oleh Basarnas, Selasa 3 Juli 2018 kemarin. Penghentian pencarian korban dengan digelar doa bersama, tabur bunga dan peletakan batu pertama monumen.
Selama proses pencarian dan evakuasi korban KM Sinar Bangun yang tenggelam di Perairan Danau Toba, dua pekan lebih. Tim SAR Gabungan baru berhasil mengevakuasi 24 orang. Dimana, 21 orang berhasil dievakuasi dalam keadaan selamat dan 3 orang dalam keadaan meninggal dunia. Kemudian, 164 orang masih dinyatakan hilang.