Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Surabaya. Polisi di Surabaya menyisir Stasiun Pasar Turi. Penyisiran ini untuk mempersempit ruang gerak pemilik bom Pasuruan yang masih buron.
Polrestabes Surabaya menurunkan tim Respati untuk melakukan penyisiran. Membawa senjata, tim ini melakukan pengecekan di setiap sudut stasiun, mulai dari ruang tunggu hingga dalam gerbong kereta. Selain itu, beberapa barang-barang bawaan milik penumpang juga dilakukan pengecekan.
Ketua Tim Respati, Ipda Ardian Wahyudi mengatakan pihaknya melakukan kegiatan ini untuk antisipasi dan mempersempit ruang gerak pemilik bom di Pasuruan yang kabur.
"Kegiatan tim respati kali ini melakukan penyisiran di stasiun. Kami ingin mempersempit ruang gerak mereka. Selain itu tugas kami juga mengamankan Kota Surabaya khususnya Jawa Timur," kata Ardian kepada wartawan di Stasiun Pasar Turi, Jumat(6/7/2018).
Ardian juga menyampaikan alasanya melakukan pengamanan di Stasiun Pasar Turi, karena tidak menutup kemungkinan pemilik bom yang bernama Anwardi itu kabur mengunakan kereta api.
"Tidak menutup kemungkinan kereta api jadi alat transportasi mereka untuk berpindah dari satu kota ke kota lain. Itu alasan kami untuk mempersempit ruang gerak dia hari ini," ungkap Ardian.
Sementara itu, beberapa calon penumpang di Stasiun Pasar Turi awalnya terlihat gugup dan kaget ketika tim respati melakukan pengecekan di setiap sudut stasiun. Namun para penumpang lega saat dijelaskan tentang kedatangan polisi ke stasiun.
"Awalnya takut sih, baru kali ini melihat polisi bersenjata melakukan pengamanan di stasiun. Tapi nggak papa, biar aman," kata salah satu penumpang, Maria Ulfa dari Lamongan.
Salah satu penumpang dari Ukraina, Michka (27) yang hendak berangkat ke Jakarta, tak luput dari pemeriksaan tim respati. Ia mengaku tidak masalah dengan operasi yang dilakukan oleh tim respati.
"Itu suatu hal yang biasa. Artinya sistem keamanan disini sangat baik. Saya di sini merasa aman. Semua warga saling menyapa," ungkap Michka. (dtc)