Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Jadi bandara paling ngaret ketiga di dunia versi OAG, membuat Soekarno-Hatta berbenah. Ini 3 upaya dari mereka.
Penilaian dari lembaga aviasi Inggris, OAG, menyebutkan Bandara Soekarno-Hatta memiliki On Time Performance terburuk ketiga di dunia dan terburuk di ASEAN. OTP Bandara Soekarno Hatta hanya 58,5 persen dari 490.585 penerbangan pertahun.
Melalui pernyataan resminya, Sabtu (7/7), pihak Angkasa Pura II (Persero) menyebut kalau peningkatan penumpang dan pesawat jadi alasan di balik ngaretnya Bandara Soekarno Hatta.
Melihat pertumbuhan penumpang dan pesawat tersebut, PT Angkasa Pura II bergegas merampungkan transisi manajemen operasi bandara dengan 3 cara. Vice President Corporate Communication PT Angkasa Pura II (Persero) Yado Yarismano mengatakan kalau 3 upaya tersebut dapat menjadi solusi agar Soekarno-Hatta tepat waktu.
"Dibangunnya Airport Operation Control Center (AOCC), ECT dan runway ketiga ini didasari dari pertumbuhan industri penerbangan yang cukup signifikan setiap tahunnya dan membuat dinamika operasional semakin beragam," kata Yado Yarismano.
Cara pertama adalah membangun AOCC di Bandara Internasional Soekarno-Hatta nantinya akan mampu meningkatkan kualitas pelayanan operasional bandara. Hal ini antara lain peningkatan On Time Performance (OTP) penerbangan airlines, pengoptimalan slot penerbangan di bandara, serta ground time yang lebih efektif dan efisien.
"Melalui AOCC yang dapat memantau seluruh aktivitas di bandara secara real time, maka kami optimistis seluruh aspek berjalan dengan lancar sesuai regulasi disertai terciptanya ketepatan waktu atau punctuality pada operasional yang berujung pada peningkatan pelayanan kepada maskapai dan juga penumpang pesawat," jelas Yado.
Bandara Soekarno-Hatta dengan hanya 2 landasan pacu, cuma mampu melayani 1.300 pergerakan pesawat per hari atau sekitar 81 pergerakan pesawat per jam dengan jumlah penumpang hampir 200.000 per hari. Untuk solusi kedua, akan dibangun East Cross Taxiway yang nantinya meningkatkan kapasitas runway menjadi 86 pergerakan pesawat per jamnya.
Sedangkan solusi ketiga adalah dibangunnya landasan pacu ketiga (third runway) Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Ini juga akan dapat melayani antara 114 hingga 120 pergerakan pesawat per jamnya.
Targetnya, ini mampu memberikan ruang untuk meningkatkan serta menjaga OTP seluruh maskapai yang beroperasi di bandara. Solusi ini pun bisa menjadikan Bandara Internasional Soekarno-Hatta sebagai Smart Airport, serta meningkatkan daya saingnya di antara bandara-bandara lain di kawasan Asia Tenggara. (dtt)