Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-London. Seorang wanita Inggris meninggal setelah diracun dengan gas saraf Novichok yang juga pernah digunakan untuk menyerang mantan mata-mata Rusia pada Maret lalu.
Dawn Sturgess meninggal pada Minggu (8/7) waktu setempat setelah terpapar Novichok pada 30 Juni lalu di Inggris barat, hanya beberapa mil dari tempat mantan mata-mata Rusia, Sergei Skripal dan putrinya diserang dengan racun yang sama, empat bulan lalu. Peristiwa yang menimpa Skripal tersebut telah memicu krisis dalam hubungan antara negara-negara Barat dan Rusia.
Kepolisian Inggris menyatakan seperti dilansir kantor berita Reuters, Senin (9/7), kematian Sturgess tengah diselidiki sebagai kasus pembunuhan. Perdana Menteri Inggris Theresa May menyatakan dirinya terkejut dan marah atas kematian wanita berumur 44 tahun itu.
Kepolisian Inggris tengah menyelidiki bagaimana Sturgess dan seorang pria berumur 45 tahun, yang oleh media diidentifikasi sebagai Charlie Rowley, bisa terpapar dengan Novichok, yang dikembangkan oleh militer Uni Soviet selama era Perang Dingin. Saat ini, Rowley masih dalam kondisi kritis di rumah sakit akibat terpapar gas saraf mematikan tersebut.
Serangan Novichok terhadap Skripal pada Maret lalu memicu pengusiran diplomat Rusia oleh negara-negara Barat. Mereka berpihak pada pandangan Inggris, bahwa Moskow bertanggung jawab atas insiden yang menimpa Skripal. Moskow pun membalas dengan mengusir para diplomat Barat.
Pemerintah Rusia membantah keterlibatan dalam serangan terhadap Skripal. Rusia bahkan menuding badan-badan keamanan Inggris telah melakukan serangan itu untuk menimbulkan hiteria anti-Moskow.(dtc)