Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Tanjungbalai. Industri pertukangan atau galangan kapal kayu di Kota Tanjungbalai kian terpuruk. Pasalnya,bahan baku untuk pembuatan berbagai jenis kapal kayu semakin sulit diperoleh,dan jikapun ada prosesnya sangat rumit dan harganya juga sangat mahal.
Akibat kelangkaan bahan baku itu,sebagian pemilik industri pertukangan kapal terpaksa memanfaatkan bahan bekas yang didapat dari kapal-kapal kayu yang sudah tidak layak dipergunakan sebagai jasa angkutan transportasi air maupun kapal nelayan.
Pantauan medanbisnisdaily.com Senin (9/7/2018),salah satu industri pertukangan kapal kayu yang masih betahan di kawasan Pulau Tuan Tahir, persisnya berada di tengah-tengah perairan Sungai Asahan, tampaknya mulai meredup dikarenakan kesulitan mendapatkan bahan baku kayu yang biasanya diperoleh dari daerah hinterland Rokan Hilir Riau ,Labuhanbatu serta Sungai Kepayang Asahan.
"Jika masih terlihat aktivitas pertukangan kapal tetap berjalan,bukannya membuat kapal kayu baru,tetapi hanya sebatas melakukan kegiatan rehab terhadap kapal-kapal kayu yang bersandar digalangan industri kapal itu.
"Entah sampai kapan industri seperti ini bisa bertahan,sementara bahan baku kayu tetap sulit didapat,terlebih lagi peraturan pemerintah sudah mengikat dan melarang kawasan hutan dirambah.
Wakil Ketua Kadin Tanjungbalai, Gimin Simatupang, mengatakan, penyebab terpuruknya industri pertukangan kapal kayu disebabkan sulitnya memperoleh bahan baku.
Keadaan ini diperparah setelah adanya larangan pemerintah melakukan kegiatan perambahan hutan, sehingga berdampak terhadap industri pembuatan kapal kayu, khususnya didaerah Tanjungbalai.
Tidak tertutup kemungkinan lanjut Gimin, terpuruknya industri kapal kayu ini juga menyebabkan merosotnya jumlah kapal kayu, terutama yang dimanfaatkan kalamgan masyarakat nelayan sebagai sarana transportasi melaut.
"Seandainya bagan baku untuk.pembuatan kapal kayu semakin sulit diperoleh, kemungkinan masyarakat nelayan di Tanjungbalai akan kehilangan mata pencaharian," ucapnya.