Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Ketua Tim Ahli Wakil Presiden Sofjan Wanandi menilai ancaman perang dagang oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang merambat ke Indonesia tidak bisa dianggap enteng.
Dia menyebut ancaman AS tidak main-main mengenai review fasilitas The Generalized System of Preferences (GSP/Sistem Preferensi Umum). Perlakuan khusus terhadap barang dari Indonesia yang masuk AS ini berpotensi dicabut.
"Kita harus siap, AS nggak main main dalam persoalan ini," katanya ditemui di Kantor Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, Jakarta, Senin (9/7).
Menurutnya, masalah tersebut harus segera diselesaikan walaupun Indonesia tidak menjadi mitra dagang prioritas negara Paman Sam tersebut.
"Tapi harus kita selesaikan biarpun sebenarnya kita bukan satu prioritas utama dia kan. Prioritas utama dia itu kan adalah China, Eropa, dan negara-negara yang lebih besar trade defisitnya," sebutnya.
Selain itu, yang juga harus dilihat adalah tak hanya Indonesia yang ambil keuntungan terhadap AS. Negara tersebut juga ambil untung dari Indonesia, misalnya dari kegiatan investasi. Maka masalah ini harus dilihat secara menyeluruh.
"AS untung juga karena dia banyak sekali masuk di sini (Indonesia), macam macam bidang, termasuk investment, membawa kembali dia punya keuntungan dari sini dan lain lain. Kalau dibandingkan itu, kita sebetulnya nggak terlalu banyak surplusnya," sebutnya.
Hal semacam itu, kata dia harus disampaikan ke AS.
"Ini harus kita kasih tahu. Cuma jangan kita melihat dari segi trade saja. Kita harus juga melihat dari investment AS yang ada di sini dan lain lain. Jadi ini lah yang menurut saya yang kita harus lihat," tambahnya. (dtf)