Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Gresik - Buaya Pon-pon sudah dipelihara Andiyas sejak lima tahun lalu. Selama itu, Andiyas hapal dengan kebiasaan dan menu makan buaya sepanjang 2,5 meter tersebut. Apa saja menu Pon-pon selama dalam peliharaan?
"Waktu pertama kali saya tangkap, Pon-pon kan masih kecil. Makannya juga ikan-ikan kecil," kata Andiyas saat berbicang dengan detikcom di rumahnya di Keluarahan Lumpur, Gresik, Rabu (11/7/2018).
Ikan-ikan kecil itu diperoleh Andiyas dari tambak miliknya yang berada tak jauh dari rumahnya. "Tahun pertama saya kasih makan ikan. Namun Pon-pon tidak suka ikan yang sudah mati. Jadi saya harus menangkap ikan kecil-kecil yang masih hidup," ujar Andiyas.
Rutinitas memberikan makan buaya tersebut dilakukan Andiyas selepas pulang bekerja di tempat pelelanggan ikan yang berada di kawasan Kelurahan Lumpur, Gresik.
"Sepulang kerja, saya mencari ikan dulu untuk makan Pon-pon," ungkap Andiyas.
Saat menginjak tahun kedua, Andiyas memberikan menu yang berbeda, yakni kepala ayam. Andiyas setiap empat hari sekali harus pergi ke pasar untuk membeli potongan kepala ayam tersebut.
"Tahun kedua baru ganti dengan potongan ayam. Namun saya kasih potongan ayam yang saya beli di pasar sebanyak setengah kilogram. Waktu itu harganya masih Rp 12 ribu," ujar Andiyas.
Kenapa Andiyas memberikan makan Pon-pon tiap empat hari sekali? Andiyas mengatakan kalau pada hari keempat, kepala Pon-pon selalu menyembul di permukaan kolamnya. Itu adalah tanda bahwa ia sudah lapar. Barulah Andiyas memberikan kepala ayam kesukaan Pon-pon.
"Saya tahu kapan waktunya ia makan. Sebab kalau lapar pasti kepalanya keluar," jelas Andiyas.
Menginjak tahun ketiga hingga sebelum diserahkan ke BKSDA Jatim, barulah Pon-pon berganti menu. Menu baru itu adalah daging ayam. Makan secara teratur itu semakin membuat badan Pon-pon terus membesar. Saat diserahkan ke BKSDA, berat Pon-pon mencapai Rp 100 kg dengan panjang 2,5 meter.
"Mulai tahun ketiga sampai kemarin saya serahkan ke BKSDA Jatim, makannya daging ayam. Saya gak tahu semuanya habis berapa. Itu semua karena saya suka merawat Pon-pon. Yang pasti Pon-pon jauh lebih besar dibanding saat saya menemukannya dulu," tandas Andiyas. dtc