Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Badikenita Sitepu (43) kembali mendaftarkan diri menjadi calon anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dari daerah pemilihan Sumatera Utara. Ditemani liaison officer dia datang ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumut, Rabu (11/7/2018), membawa dokumen syarat calon sebagaimana diatur di PKPU No. 14/2018 tentang pencalonan anggota DPD.
Mengenakan pakaian blus terusan berwarna putih, tidak terlihat ada ketegangan di wajahnya. Kendati dia oleh petugas KPU berkali-kali diminta melengkapi dokumen. Bahkan ketika dua kompetitornya yang belakangan hadir mendaftar, wanita berkacamata ini tetap tenang. Tidak ada kesan panik.
Pengakuannya, ini merupakan kali kedua bagi Badikenita menguji peruntungan menjadi senator di Senayan. Lima tahun lalu, pada 2013 dia melakukan hal serupa. Bertarung memperebutkan satu dari empat kursi kuota Sumut di DPD. Akan tetapi nasib baik belum berpihak padanya.
Kala itu perempuan yang merupakan pengajar atau dosen di Fakultas Ekonomi USU ini takluk dari kandidat lain yang lebih "jago" darinya. Karena perolehan suaranya berada di posisi kelima terbanyak, dia gagal melenggang menjadi anggota DPD.
"Untungnya, Badikenita tidak merasa kapok untuk kembali bertarung. Adu siasat mengumpulkan dukungan suara rakyat agar terpilih menjadi anggota DPD. Kendati yang menjadi lawannya kali ini tetap kategori "berat". Misalnya, tiga anggota DPD incumbent yakni Parlindungan Purba, Damayanti Lubis dan Dedi Iskandar Batubara, kembali ikut mencalonkan diri. Lalu, ada nama WTP Simarmata (bekas Ephorus HKBP), Dadang Darmawan Pasaribu (mantan Ketua Badko HMI Sumut) dan sebagainya.
Perempuan yang juga pengusaha ini justru berkeyakinan kuat bakal terpilih. Belajar dari kekalahan sebelumnya, tampaknya dia sudah mempersiapkan taktik baru untuk mengumpulkan suara pemilih. Dari jumlah sekitar sembilan juta pemilih di Sumut, dia memasang target meraih setidaknya 600.000 suara. Dengan demikian satu dari empat kursi bisa digenggamnya.
"Ternyata tidak harus di semua daerah pemilih digarap. Cukup konsentrasi dimana dukungan dirasa kuat saja," ungkapnya membuka sedikit taktiknya.