Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Surabaya - Chef Haryo Pramoe mengaku beramal dengan nasi bungkus seharga Rp 1.000 karena wasiat dari almarhum sang ayah, H. Suyono Pramoe.
Ayah Haryo sendiri diketahui baru meninggal dunia beberapa hari yang lalu.
"Ini sebenarnya itu amanat dari almarhum H. Suyono Pramoe, itu ayah kami. Beliau baru meninggal sekitar 10 hari yang lalu," ujar Haryo sembari melayani pembeli, Kamis (12/7/2018).
Haryo kemudian menceritakan jika ayahnya merupakan sosok yang memiliki kepedulian sosial tinggi. Misalnya saja sang ayah pernah membuka panti pijat lantaran ingin memberi pekerjaan bagi para tunanetra.
"Jadi begini ayah saya itu semasa hidupnya orangnya peduli sosial sekali, misalnya peduli dengan orang buta. Orang buta itu beliau bukakan panti pijat, kemudian orang yang glaukoma, buta secara kesehatan dibawa ke rumah sakit dan dia buat bisa melihat lagi dibersihkan kataraknya," kenang Haryo.
Dari situlah Haryo terinspirasi untuk melakukan kegiatan amal, termasuk berjualan nasi dengan harga Rp 1.000. Hal ini diakuinya tidak besar, namun ia yakin ini akan bermanfaat dan mendatangkan kebahagiaan bagi orang lain.
"Kami sebagai anaknya mengapa tidak melakukan hal yang sama seperti bapak. Bagi saya, shodaqoh itu tidak harus besar. Kita memberikan misalnya membagi kurma setelah salat Jumat, itu sudah merupakan kebahagiaan," tambahnya.
Chef yang sudah hijrah selama dua tahun ini juga percaya jika Allah akan memberikan rezeki yang berlimpah kepada umatnya. Hal ini juga merupakan bentuk syukurnya atas karunia, rezeki dan nikmat yang telah diterimanya selama ini.
"Saya percaya rahmatan lil alamin, bahwa rezeki itu untuk semua alam semesta beserta isinya. Nah ini adalah bentuk dari cara kami untuk berterima kasih kepada nikmat sehat dan nikmat sehat ini penting sekali. Dengan sehat kita bisa positive thinking, berinteraksi dan kita bisa berusaha apapun itu," lanjutnya.
Dijelaskan Haryo, alokasi dana untuk menyediakan nasi bungkus Rp 1.000 ini merupakan keuntungan dari usaha Bakmi GM dan Siomay Boss yang tak lain adalah usaha keluarganya.
"Sebelumnya kita ada usaha bakmi MG yang kepanjangannya Mie Gerobak dan Siomay Boss. Itu ada keuntungan dan keuntungan itu kita alokasikan ke sini, untuk memberikan nasi atau berkah ini untuk para dhuafa dan tukang sapu jalanan, tukang becak dan lain-lain," tutupnya. dtc