Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Kementerian Luar Negeri Indonesia menginisiasi kerja sama usaha antara pengusaha dari India dengan pengusaha dari Sumatera Utara, Sumut, Jalan Diponegoro, Medan, Kamis (12/7/2018). Tujuannya agar terjalin kerja sama bisnis, di mana masing-masing pengusaha bisa memanfaatkan peluang yang terbuka di kedua negara.
Rencana kerja sama tersebut merupakan tindak lanjut dari kesepakatan antara Presiden Joko Widodo dengan Perdana Menteri India Narindra Modi yang belum lama ini berkunjung ke Indonesia. Kedua pemimpin itu menyepakati pengembangan kerja sama Indo Pasifik, yakni wilayah yang berada di cekungan Samudera Pasifik dengan Samudera India.
"Ini adalah salah satu bentuk perwujudan kesepakatan kerja sama tersebut," kata Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Kemenlu, Siswo Pramono menjawab medanbisnisdaily.com seusai berbicara di hadapan para pengesahan dari India dan Sumatera Utara.
Hadir dalam pertemuan tersebut, selain sejumlah pengesahan India dan Sumut (diwakili Kadin), juga Penjabat Gubsu Eko Subowo serta pejabat Pemprov Sumut lainnya.
Kerja sama antara pengusaha India dengan Sumut serta Aceh khususnya dengan dua kepulauan, yakni Andaman dan Nicobar. Kedua kepulauan tersebut merupakan wilayah India terdekat dengan Indonesia, khususnya Sumut dan Aceh.
Andaman dan Nicobar, ujar Siswo, berjarak 125 km dari Aceh. Dengan Sumut berharap 800 km. Sedangkan dari pusat kota India keduanya berjarak 1.300 km. Penduduknya berjumlah 400.000. Setiap tahun dikunjungi wisatawan sekitar 500.000 orang.
Ungkap Siswo, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari pemerintah Andaman dan Nicobar mendatangkan dari India yang jaraknya lebih jauh dibanding dari Aceh atau Sumut. Misalnya, telur, daging dan sebagainya. Ini merupakan salah satu peluang bisnis bagi pelaku usaha dari Aceh dan Sumut untuk ditangkap.
"Ditambah wisatawan yang jumlahnya lebih banyak dari jumlah penduduk, berarti sebanyak sekitar satu juta orang kebutuhannya di Andaman dan Nicobar yang harus didatangkan dari luar. Ini kan peluang bisnis bagi kita," terang Siswo.
Untuk pengembangan pariwisata Andaman dan Nicobar, disebutkan Narindra pihaknya telah mempersiapkan dana 2 miliar dolar untuk pembangunan resort dan sarana lainnya. Guna keperluan tersebut dibutuhkan semen, pasir dan lainnya. Ini juga merupakan peluang bisnis bagi pengusaha dari Aceh dan Sumut.
Karena para pengusaha dari India sudah datang berkunjung, Siswo mengatakan sebaiknya Kadin juga melakukan hal yang sama mengunjungi Andaman dam Nicobar. Begitu pula pemerintah Provinsi Sumut, harus menyediakan kebijakan yang mengandung kemudahan atau easy doang business.
"Harus ada kemudahan yang disediakan pemerintah agar kerja sama bisnis Sumut atau Aceh dengan India terealisasi. Walau harga kebutuhan dari sini lebih murah dikirim ke sana tapi tidak ada kemudahan bisa jadi masalah," tegas Siswo.