Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut adanya 'politikus kompor' yang sengaja memanaskan situasi politik tanah air. Golkarsepakat dengan pernyataan Jokowi tersebut.
Ketua DPP Gokar Tubagus Ace Hasan Syadzily mengatakan, dirinya setuju dengan pernyataan Jokowi tersebut. Sebab dia melihat pemilu ini dijadikan ajang untuk memuluskan kepentingan berkuasa dengan berbagai cara, termasuk membawa soal agama, bahkan ini dilakukan oleh politikus senior.
"Ya kita kan bisa melihat banyak pihak yang justru membuat suasana pilpres 2019 menjadi riuh. Disebabkan karena tentu masing-masing punya kepentingan. Yang repotnya politisi-politisi itu, termasuk yang senior menjadikan instrumen agama sebagai alat untuk membuat suasana menjadi panas, sehingga masyarakat menjadi tersulut emosinya," kata Ace saat berbincang, Minggu (15/7).
Terlebih, kata ace, sentimen agama jika disentuh akan menimbulkan reaksi besar dari masyarakat. Padahal, menurut Ace, sebaiknya persoalan agama tidak dibawa-bawa ke ranah politik.
"Karena kan kita tahu bahwa kalau sudah sentimen agama disentuh maka suasana pasti akan menjadi panas. Padahal sebetulnya kan itu sungguh sangat tidak relevan untuk ditarik ke dalam wilayah politik," katanya.
Ace menilai, pernyataan Jokowi tersebut memang menyiratkan pesan yang khusus dan penting. Diharapkan para politikus di Indonesia bisa membuat suasana politik di Tanah Air menjadi lebih sejuk dan dilakukan dalam suasana suka cita.
"Karena itu, saya kira pernyataan presiden harus dilihat agar para politisi itu jangan memanaskan suasana politik, jadi harus lebih adem, bergembira, dan penuh dengan suka cita," katanya.
Ace menambahkan, suasana pemilu di Indonesia harus dijadikan ajang sirkulasi kekuasaan yang penuh dengan kegembiraan. Untuk melancarkan misi politik, sebaiknya para politkus beradu gagasan dan konsep, daripada mengeluarkan pernyataan yang malah membbuat rakyat menjadi gerah.
"Saya angat setuju dengan pernyataan Presiden, bahwa harus dijadikan pemilu itu sebagai ajang untuk sirkulasi kekuasaan dengan penuh kegembiraan. Namanya pesta demokrasi ya harusnya penuh kegembiraan, bukan dengan cara menghujat, sebar hoax, sehingga suasana menjadi panas," jelasnya.
"Saya kira dari pernyataan Presiden Jokowi itu ada pesan khusus kepada politisi, terutama politisi senior agar jangan menjadikan pemilu ini menjadi panas," tambahnya.
Presiden Jokowi agar masyarakat tidak terprovokasi oleh para politikus. Menurutnya, ada pihak-pihak yang ingin memanaskan situasi bangsa di tahun politik.
"Sering kan kalau mendekati pilihan bupati, wali kota, gubernur, pilihan presiden, dikompori. Yang ngompori siapa? Ya para politikus," kata Jokowi, Sabtu (14/7/2018).
Dia berbicara dalam kunjungannya ke Pondok Pesantren (Ponpes) An-Najah, Gondang, Sragen, Jawa Tengah. Jokowi mengajak masyarakat pintar memilih pemimpin. Salah satunya dengan melihat rekam jejak calon pemimpin itu.
"Lihat rekam jejaknya, lihat track recordnya, pernah jadi apa, prestasinya apa, kinerjanya seperti apa. Harus dilihat. Jangan gampang percaya," kata dia. (dtc)