Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menilai ada 'politikus kompor' yang memanas-manasi suasana politik jelang pemilu 2019. PDIP menilai, apa yang disampaikan Jokowi tersebut sudah jadi rahasia umum.
"Saya rasa sudah merupakan pengetahuan umum ya, bahwa mendekati perhelatan politik seperti pilkada dan pemilu banyak sekali muncul orang-orang yang menyebarkan fitnah, hoaks bahkan ujaran-ujaran kebencian. Pelakunya termasuk juga para politisi. Jadi yang disampaikan presiden itu tidak salah," kata anggota DPR Fraksi PDIP Charles Honoris, Minggu (15/7) Jokowi Sebut Ada Politikus Kompor, PDIP: Sudah Pengetahuan Umum.
Bahkan, kata Charles, banyak politikus yang menyerangan pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla saat mendekati Pemilu 2019. Hal ini dinilai jadi preseden buruk bagi demokrasi Indonesia.
"Mendekati Pemilu 2019 kita bisa melihat banyak politisi yang menyerang pemerintahan pak Jokowi dengan asal-asalan. Pencapaian-pencapaian pemerintah misalnya diadu dengan data-data fiksi. Ini tentunya buruk bagi demokrasi kita," katanya.
Politikus PDIP ini menilai, apa yang disampaikan Jokowi tersebut bukanlah bentuk sikap antikritik. Kritik dan saran memang diperlukan dalam sebuah pemerintaha, tetapi harus berdasarkan data dan fakta yang akurat.
"Jokowi bukan antikritik. Dalam demokrasi, kritik dibutuhkan dalam rangka check and balances. Tapi berilah kritik dan masukan yang membangun, tentu berdasar fakta dan data yang benar. Bukan melempar tudingan dan hoax dengan tujuan memanas-manasi masyarakat layaknya kompor. Karena kalau begitu, rakyat yang paling dirugikan," katanya.
Meski banyaknya 'politikus kompor' jelang pemilu, Charles yakin masyarakat bisa menilai mana informasi yang akurat dan tidak mengenai kinerja pemerintahan Jokowi. Hal ini, kata Charles, dibuktikan dengan hasil survei yang menyatakan tingkat kepuasan publik terhadap pemerintahan Jokowi masih tinggi.
"Namun saya percaya masyarakat kita juga semakin dewasa. Isu-isu murahan, hoax dan ujaran kebencian semakin tidak laku karena masyarakat bisa melihat sendiri hasil kerja pemerintahan Jokowi. Terbukti dalam semua survei lembaga kredibel di Indonesia tingkat kepuasan publik terhadap Jokowi sangat tinggi," jelasnya.
Sebelumnya, Jokowi meminta agar masyarakat tidak terprovokasi oleh para 'politikus kompor'. Menurutnya, ada pihak-pihak yang ingin memanaskan situasi bangsa di tahun politik.
"Sering kan kalau mendekati pilihan bupati, wali kota, gubernur, pilihan presiden, dikompori. Yang ngompori siapa? Ya para politikus," kata Jokowi, Sabtu (14/7).
Dia berbicara dalam kunjungannya ke Pondok Pesantren (Ponpes) An-Najah, Gondang, Sragen, Jawa Tengah. Jokowi mengajak masyarakat pintar memilih pemimpin. Salah satunya dengan melihat rekam jejak calon pemimpin itu.
"Lihat rekam jejaknya, lihat track recordnya, pernah jadi apa, prestasinya apa, kinerjanya seperti apa. Harus dilihat. Jangan gampang percaya," kata dia. (dtc)