Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Satu lagi kafe berdiri di Medan untuk kaula muda. Kafe ini tidak sekadar tempat nongkrong yang nyaman dan menyajikan makanan serta minuman nikmat dengan harga terjangkau. Kafe ini dibuka sebagai wadah kreatiftas dan punya misi agar masyarakat kembali mencintai radio. Bagaimana bisa?
Kepada medanbisnisdaily.com, Minggu (15/7/2018), pemilik dan pimpinan Radio Visi FM, Wiski, mengatakan, kafe ini bernama Ghetto Kafe. Seperti halnya Visi FM, Ghetto Kafe adalah bagian dari PT Kardopa Group. Karenanya, kafe ini berada di lantai dua gedung Kardopa di Jalan Iskandar Muda, Medan.
Dikatakannya, tujuan didirikannya Ghetto Kafe untuk tempat berkumpulkan kawula muda dengan berbagai kreatifitasnya, pendengar radio, dan berbagai komunitas. Dia mengaku mendesain sendiri dekorasi ruangan bergaya industrial dan vintage.
Kafe ini dilengkapi dengan WIFi gratis, ruangan yang nyaman, fasilitas untuk nonton bareng, dan menyajikan makanan dan minuman yang nikmat. Salah satu menu makanan andalannya adalah Nasi Goreng Kincung Ghetto dan kopi dengan racikan khusus, Kopi Koko Milk. "Makanan dan minuman kita harganya terjangkau dan rasanya mantap," katanya.
Dijelaskannya, Ghetto Kafe adalah paduan kafe dan radio. Di kafe ini ada beberapa program andalan yang disiarkan di Visi FM. Di antaranya, Indie Island setiap Sabtu malam (19.00 WIB - 21.00 WIB).
"Jadi kalau biasanya band-band indie Medan di studio dengan peralatan terbatas, di kafe ini band yang mau mempromosikan diri bisa main, berinteraksi langsung dengan pendengarnya dan disiarkan langsung di radio. Tidak hanya bisa didengar di Medan saja, tapi bahkan internasional karena kita sudah ada live streaming," katanya.
Setiap hari Jumat malam (19.00 WIB - 21.00 WIB) juga ada program Acem Medan. Program ini untuk wadah komunitas yang kegiatannya dipublikasikan dalam siaran radio. "Mau foto, sosial, stand up comedy, mobil, dan lain sebagainya, ada di program ini, namanya Acem Medan," katanya.
Dia menambahkan, kafe ini juga bertujuan untuk mengajak masyarakat kembali mencintai radio. Menurutnya, meskipun sudah banyak media untuk mendengarkan radio, televisi, media online, namun radio adalah sesuatu yang lain.
"Kafe ini juga untuk mengajak masyarakat Medan untuk kembali mencintai radio. Radio sudah seperti tradisi. Walaupun sudah banyak media pemutar lainnya seperti Spotify, tapi radio kan komunikasi dua arah. Di sini tak cuma request lagu, tapi bisa ngobrol. Kita sediakan live on di mini studio," katanya.
Bukan tanpa alasan dirinya menamakan kafenya dengan Ghetto Kafe. Ghetto adalah satu tempat di pinggiran kota yang dihuni kalangan minoritas, namun memiliki solidaritas dan persaudaraan yang kuat.
"Kemarin ada yang mengomentari namanya seperti berhubungan dengan Yahudi. Padahal bukan. Arti ghetto bukan itu. Ini seperti bilang, ya gitu aja (#ghettoaja), digituin aja (dighettoinaja), ya gitu deh (yaghettodeh), ha ha ha," katanya.
Pemilik dan pimpinan PT Kardopa Group, Tiorida Simanjuntak, menambahkan, Kardopa senantiasa berusaha untuk lebih maju ke depan. Ghetto Kafe, kata dia, adalah contoh Kardopa terus bergerak, berkembang dan maju.
"Kardopa kan berusaha terus lebih maju. Kafe ini salah satunya. Kan belum ada radio lainnya yang punya kafe seperti ini misalnya," ujarnya.