Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia tercatat US$ 358,6 miliar atau sekitar RP 5.127 triliun (kurs Rp 14.300). Angka ini tumbuh namun melambat jika dibandingkan dengan ULN periode April 2018 sebesar US$ 356,9 miliar.
Berdasarkan Statistik Utang Luar Negeri (SULNI) yang diterbitkan BI, berikut rincian ULN yang ditarik RI. Untuk jasa administrasi pemerintah, pertahanan dan jaminan sosial wajib ULN tercatat sebesar US$ 129,4 juta lebih rendah dibandingkan periode bulan sebelumnya US$ 130 juta.
Kemudian posisi kedua ditempati oleh sektor jasa keuangan dan asuransi sebesar US$ 65,8 juta tumbuh dibandingkan periode April 2018 sebesar US$ 64,8 juta. Selanjutnya di posisi ketiga ada sektor industri pengolahan atau manufaktur sebesar US$ 36,83 juta tumbuh dibandingkan periode bulan sebelumnya US$ 36,64 juta.
Industri pengadaan listrik, gas, uap atau air panas dan udara menduduki posisi keempat yakni dengan jumlah SU$ 29,2 juta tumbuh dibandingkan periode April 2018 sebesar US$ 28,8 juta. Selanjutnya ada sektor pertambangan dan penggalian yang sebesar US$ 23,7 juta melambat jika dibandingkan periode yang sama bulan sebelumnya US$ 23,8 juta.
Untuk jasa lainnya tercatat US$ 10,6 juta melambat dibandingkan periode bulan sebelumnya US$ 10,9 juta. Sektor konstruksi mencatatkan utang sebesar US$ 9,67 juta melambat dibandingkan periode bulan sebelumnya US$ 9,7 juta. Kemudian untuk perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor tercatat US$ 9,6 juta melambat dibanding April sebesar US$ 9,61 juta melambat dibanding bulan sebelumnya US$ 9,7 juta.
Sementara itu untuk transportasi dan pergudangan tercatat US$ 8,15 juta tumbuh dibandingkan periode April 2018 US$ 7,6 juta. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan tercatat US$ 7,1 juta melambat dibandingkan periode April 2018 sebesar US$ 7,2 juta.(dtf)