Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Nama Abdul Aziz atau yang lebih akrab disapa Daeng Aziz kembali mencuat ke publik. Tokoh Kalijodo yang menolak penggusuran tempat hiburan malam itu kini ingin maju ke pesta demokrasi.
Dirangkum detikcom, Selasa (17/7/2018), nama Daeng Aziz mulai terkenal pada Februari 2016 saat Gubernur DKI, yang dijabat Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, ingin menggusur Kalijodo.
Daeng Aziz, yang sangat tersohor di kawasan itu, menentang penggusuran Ahok. Selidik punya selidik, rupanya Daeng punya kafe di kawasan itu. Usaha bisnis Daeng Aziz juga tak luput dari penggusuran.
Saat hendak menggusur, polisi menemukan 436 anak panah, VCD porno, dan ratusan botol miras di Kafe Intan yang dimiliki Daeng Aziz.
Pada 26 Februari 2016, Daeng Aziz ditangkap polisi. Dia lalu ditetapkan sebagai tersangka terkait kasus pencurian listrik. Polisi menganggap listrik di kafe milik Daeng Aziz bukan resmi, melainkan curian.
Kasus lalu bergulir ke Pengadilan Negeri Jakarta Utara (PN Jakut). Pada 30 Juni 2016, PN Jakut menjatuhkan vonis penjara 10 bulan dan denda Rp 100 juta. Daeng Aziz terbukti melakukan pencurian listrik untuk kegiatan operasional kafe miliknya.
Dua tahun tak terdengar, kini Daeng Aziz muncul kembali. Daeng Aziz ditemui di KPU Sulsel dengan gaya necisnya. Daeng Aziz mendaftar sebagai bacaleg dari Gerindra.
Daeng Aziz terlihat datang mengenakan baju dan celana berwarna putih. Dia mengenakan topi berwarna putih dan duduk di sebuah tenda yang disediakan KPU sambil berbincang-bincang dengan kawannya.
"Saya daftar dulu, kan ini belum diterima, masih diseleksi," kata Daeng Aziz di KPU Provinsi Sulsel, Jalan Andi Pettarani, Makassar, Sulsel, Selasa (17/7/2018).
Daeng Aziz enggan berbicara banyak. Dia hanya mengatakan ikut mendaftar bersama kawan-kawannya yang lain. "Nantilah kita bicara lebih lanjut. Jangan di sini," ujarnya. (dtc)