Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Ketua Tim Pemantau Harga Pangan Sumut, Gunawan Benjamin angkat bicara terkait mahalnya harga daging ayam di Medan akhir-akhir ini. Menurut dia, salah satu penyebab utama melonjaknya harga daging ayam hingga menembus ambang batas adalah melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS.
"Idealnya, ambang batas harga daging ayam adalah Rp30.000/kg, tapi sekarang hampir menyentuh Rp40.000/kg," katanya, di Medan, Rabu (18/7/2018).
Dikatakannya, nilai tukar Rupiah yang melemah terhadap dolar AS menyebabkan harga pakan ternak mengalami kenaikan. Pasalnya, bahan baku pakan ternak masih didominasi bahan impor. "Bahan baku impor bisa mempengaruhi harga hingga lebih dari 50%," katanya.
Akibatnya, biaya produksi peternak menjadi lebih tinggi. Kondisi ini tentu telah berlangsung lama saat kinerja Rupiah terus dalam tekanan.
Selanjutnya berdasarkan hasil survei dilapangan memang terjadi peralihan konsumsi masyarakat dari sebelumnya banyak mengkonsumsi daging untuk keperluan pesta, namun sekarang lebih banyak mengkonsumsi ayam. Peralihan tersebut memang butuh kajian lagi namun berdasarkan survei awal yang mereka lakukan, sebagian besar pedagang memberi jawaban yang serupa.
Meski ada beberapa faktor lain yang menyebabkan harga daging ayam naik, menurut dia, pemicu yang paling dominan adalah biaya produksi. Dalam hal ini berkaitan erat dengan naiknya harga pakan.
"Jika hanya karena permintaan atau tingkat konsumsi, harga bisa saja turun dalam waktu dekat. Tetapi jika kita bicara biaya produksi, memang agak sulit," pungkasnya.
Pada sesi perdagangan Rabu pagi, rupiah dibuka melemah di level Rp14.392/dolar AS. Mengacu pada data Bloomberg, sebelumnya, kemarin Rupiah berada di posisi Rp 14.378/dolar AS. Sementara, pelemahan Rupiah sejak awal tahun tercatat sebesar 6,07%.