Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Langkat. Hingga saat ini, berbagai ragam produk anyaman berbahan baku rotan masih mendapat minat yang tinggi di kalangan konsumen. Mulai dari kalangan bawah, menengah, hingga konsumen kalangan atas. Meski bahan baku rotan semakin lama semakin sulit didapat, setelah kawasan hutan tempat pembiakan tumbuhan rotan berubah menjadi lahan perkebunan dan pemukiman.
Terbukti, banyak kalangan usaha pengrajin industri anyaman rotan seperti kursi rotan, sopa, ayunan dan lainnya di belahan Sumatera Utara masih terus beroperasi. Terlebih, produk berbahan baku rotan muncul dengan disain/model terbarunya, sehingga produksi berbahan baku rotan terus menempati pasar.
Contohnya, Fadlan (53), penduduk Dusun Dondong, Desa Jentera Stabat, Kecamatan Wampu, Kabupaten Langkat. Sejak 12 tahun ia masih terus menggeluti usaha yang memproduksi berbagai macam bentuk kursi, sopa, dan produk lainnya yang terbuat dari rotan.
"Pada dasarnya mutu dan disain menjadikan modal untuk mendapatkan pasar produk yang dihasilkan, Aceh dan Riau sasaran penjualan kita. Saat ini sudah bisa mempekerjakan 25 orang pekerja dengan hasil produksi 50 - 60 set kursi berbahan rotan dengan bermacam produk, dibandingkan masa 12 tahun silam yang hanya bisa mempekerjakan 3 orang", ungkap Fadlan di ruas Jalinsum, Dusun Dondong, Desa Jentera Stabat, Kecamatan Wampu, Kabupaten Langkat, Rabu (18/7/2018).
Diceritakannya, produk kursi terbarunya yang saat ini sedang buming, yakni kursi rangka tanpa anyaman rotan. Kursi ini belum pernah ada dipasar, karena masih dalam pebahan jumlah produksi untuk mengisi toko-toko penjual perabotan yang ada di Aceh, Medan, dan Riau.
"Disesuaikan dengan kemampuan konsumen kalangan bawah, kursi rangka rotan ini hanya Rp 1,5 juta per setnya, dengan 4 kursi 1 meja bundar, produk ayunan rotan dipasarkan mulai Rp 1,5 sampai Rp 1,8 juta per unit, tergantung model dan besanya," jelas Fadlan.
Dijelaskannya lagi, bahan baku rotan yang dibutuhkan untuk memenuhi usahanya terpaksa didatangkan dari Kabupaten Semelue, Aceh.
"Kalau bahan baku rotan dipasok dari Semelue Aceh, karena rotan dari sana masih bagus dan tua dibanding rotan dari Riau". Ada juga produk rotan setengah jadi yang dipasok dari pulau Jawa," jelasnya.