Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Bank Indonesia (BI) hari ini akan mengumumkan hasil rapat dewan gubernur (RDG) periode Juli 2018. Salah satunya mengumumkan tingkat suku bunga atau BI 7 days reverse repo rate.
Ekonom PermataBank Josua Pardede menjelaskan BI diprediksi akan tetap mempertahankan bunga acuan di level 5,25%.
"Dengan ditahannya bunga nilai tukar rupiah ke depannya diperkirakan masih akan dipengaruhi oleh sentimen eksternal yakni perkembangan isu perang dagang yang berpotensi berdampak negatif pada prospek pertumbuhan ekonomi negara berkembang," kata Josua, Kamis (19/7).
Dia menambahkan dengan ekspektasi perbaikan pertumbuhan ekonomi, defisit fiskal yang prudent di kisaran 2,1-2,2% terhadap produk domestik bruto (PDB), serta ekspektasi current account deficit(CAD) masih berada di level yang cenderung sehat di level 2-2,5% terhadap PDB, nilai tukar rupiah diperkirakan tetap stabil di tengah gejolak pasar keuangan global.
"Seandainya rupiah kembali tertekan, ruang pengetatan moneter BI masih terbuka sekitar 25 bps lagi pada semester II tahun ini," imbuh dia.
Josua menambahkan bos Bank Sentral AS, Jerome Powell mengatakan bahwa assessmentThe Fed pada perekonomian AS menunjukkan perbaikan ditandai dengan pasar tenaga kerja yang menguat serta tren inflasi yang meningkat.
The Fed optimistis bahwa target jangka panjang pada indikator inflasi dan tingkat pengangguran dapat tercapai mempertimbangkan perkembangan ekonomi AS saat ini.
Optimisme tersebut mendukung rencana The Fed untuk kembali menaikkan Fed Fund Rate (FFR) sebesar 50 bps pada semester II tahun ini.
Namun demikian, BI sudah menaikkan suku bunga acuan sebesar 100 bps pada semester I tahun ini yang merupakan langkah pre-emptive, front-loading dan ahead the curve. Langkah ini dilakukan untuk menjaga daya saing aset-aset keuangan berdenominasi rupiah di tengah normalisasi kebijakan moneter AS dan potensi perang dagang antara AS dan China.
Setelah BI menaikkan suku bunga acuan pada RDG Juni lalu, dana asing sudah mulai masuk di pasar obligasi sekitar US$ 375 juta per 12 Juli 2018, meskipun investor asing masih membukukan penjualan bersih sebesar US$ 91 juta di pasar saham per 17 Juli 2018.
"Selain itu, volatilitas rupiah cenderung menurun pasca kenaikan suku bunga BI bulan lalu serta sentimen perang dagang yang mulai mereda," ujarnya.
Sementara itu, inflasi pun diperkirakan tetap terkendali di kisaran 3,5±1% yoy hingga akhir tahun ini mengingat inflasi periode Idul Fitri masih terkendali di level 3,12% yoy. (dtf)