Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Istanbul. Otoritas Turki menahan istri dari mendiang komandan senior Islamic State of Iraq and Syria (ISIS), Abu Omar al-Shishani, yang dijuluki sebagai 'Menteri Perang'. Istri komandan senior ISIS itu ditangkap dalam operasi pemberantasan terorisme di Istanbul.
Seperti dilansir Reuters, Sabtu (21/7), Shishani yang berasal dari Georgia, Eropa ini tewas dalam pertempuran di distrik Shirqat, Irak pada Juli 2016. Semasa hidup, Shishani dikenal sebagai penasihat dekat pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi.
Istri Shishani merupakan salah satu dari lima orang yang ditahan dalam penggerebekan serentak di sejumlah wilayah Istanbul pada 4 Juli lalu. Penggerebekan dilakukan terhadap orang-orang yang diyakini memiliki keterkaitan dengan zona konflik dan secara aktif merencanakan serangan.
Kepolisian Turki tidak merilis nama istri Shishani, namun hanya menyebut inisialnya 'SD'. Asal kewarganegaraan istri Shishani tidak disebut lebih lanjut.
Menurut kepolisian, pihaknya baru menyadari bahwa salah satu wanita yang ditangkap merupakan istri Shishani beberapa hari setelah dia diinterogasi. Paspor yang dibawa istri Shishani dinyatakan palsu.
Istri Shishani telah dihadirkan dalam sidang di pengadilan Istanbul pada 17 Juli dan saat ini ada dalam tahanan otoritas setempat. Diketahui bahwa Shishani bersama istrinya ini memiliki dua anak laki-laki, namun keberadaan mereka tidak diketahui pasti.
Shishani yang lahir tahun 1986 di Georgia pernah bertempur bersama pemberontak Chechen melawan militer Rusia di Provinsi Caucasus. Tahun 2010 dia pernah ditangkap atas kepemilikan senjata dan dibui selama lebih dari setahun.
Tahun 2012, Shishani meninggalkan Georgia dan pergi ke Istanbul, Turki kemudian ke Suriah. Setahun kemudian, dia bergabung ISIS dan menyatakan sumpah setia pada Baghdadi. Sebelum tewas, nama Shishani masuk daftar militan paling dicari oleh Amerika Serikat.
Shishani menjadi salah satu dari sedikit tokoh senior ISIS yang memiliki latar belakang militer profesional dan memiliki ratusan petempur di bawah komandonya saat bertempur melawan pasukan Presiden Bashar al-Assad di Suriah bagian utara.(dtc)