Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Langkat.Terung tauco atau yang sering disebut petani dengan nama terong batak, usia sayuran ini bisa mencapai 3 tahun dan terus memproduksi buah. Bahkan, meski musim kemarau/tidak ada hujan, terung batak terus berbuah tanpa henti.
Jika pohonnya sudah tinggi dan tidak lagi bertunas, pohon ini bisa dipotong ranting batangnya untuk menumbuhkan tunas baru, sama seperti halnya dengan tanaman jeruk manis.
Di kawasan Bantenan, Dusun Paluh Baru, Desa Pasara Rawa, Kecamatan Gebang,Kabupaten Langkat, tanaman terung batak ini menjadi alternatif sebagian petani sebagai penghasilannya, Bayangkan saja, jika tanaman terung batak seluas 15 rantai atau 6.000 meter, setiap harinya bisa menghasilkan Rp 250.000 - Rp 500.000.
"Terong batak ini bisa sampai 3 tahun baru tidak lagi memproduksi buah. Kalau 70 hari setelah tanam, terong batak sudah berbuah dan panen pertama, sampai usia tanamnya 3 tahun dan terus memproduksi buah. Cuaca panas/kemarau seperti ini sudah 2 bulan, tanaman terong batak tetap baik pertumbuhannya dan tetap berbuah", kata Jono, Yusuf dan Maria boru Sitorus, petani terung batak di Dusun Paluh Baru, Senin (23/7/2018).
Diceritakan Jono, saat ini harga jual terung batak di tingkat petani memang anjlok, hanya Rp 3.500/kg, tetapi setiap hari panen masih 80 kg produksinya dari luas tanaman terong 15 rantai.
"Kalau pas mahal tempo hari, mencapai Rp 5.000/kg, bisa menghasilkan Rp 500.000 per hari. Kalau saat ini paling hanya Rp 250.000/hari. Terung batak banyak di sayur tauco, apa lagi untuk masakan hidangan pesta, makanya terong batak tetap laku, asalkan mutunya bagus, lemak,lembut dan tidak pedar" ujarnya.