Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera II menyebut setidaknya ada 3 faktor utama penyebab banjir di Kota Medan. Pertama, pola perubahan lahan, dari lahan kosong menjadi kawasan pemukiman. Kedua, faktor tidak terkoneksi atau terhubung antara drainase kota dengan drainase primer maupun sungai. Ketiga, faktor pola hidup masyarakat yang masih membuang sampah di sungai.
"Persoalan banjir di kota Medan, makin lama akan bertambah kompleks, kompleksitas banjir di Kota Medan banyak penyebabnya," ujar Kasatker OP BWS Sumatera II, Aron Lumbanbatu, di Medan, Selasa (24/7/2018).
"Dulu masyarakat tidak pernah mengalami banjir, tapi saat ini banjir. Perlu diinformasikan kepada pengembang perumahan, di mana pihak pengembang diberikan arahan dan tuntutan agar bisa mengendalikan drainase yang ada di sekitar perumahan tersebut," jelasnya.
Sebagai contoh, lanjut dia, masalah tutupan lahan yang sporadis di daerah hulu. Pihak pengembang tidak memperdulikan aliran drainase.
"Ketika hujan hujan turun mengalir ke sungai, termasuk membawa sedimen," tuturnya.
Kata dia, faktor kedua tidak terkoneksi antara drainae perkotaan terhadap drainae utama. Ia lancar menceritakan pengalaman ketika banjir terjadi.
"Ketika muka air naik di Sungai Sikambing, aliran dari drainase perkotaan tidak masuk ke sungai, terjadi genangan. Ini yang perlu dikonektingkan antara drainase kota dengan drainase primer," jelasnya.
Berdasarkan hasil pengamatannya, dari sisi pengendalian banjir di sungai. Di mana, berdasarkan pengamatan mereka, air sungai tidak pernah meluber sampai ke badan jalan.
"Yang meluber itu air hujan yang tidak masuk ke drainase. Kasusnya di sini, drainase yang ada tidak maksimal menampung air," paparnya.
Faktor sampah, lanjut dia, masih banyak masyarakat yang membuang sampah ke sungai. Hal itu dibuktikannya ketika melakukan normalisasi sungai. Di mana, yang diangkat bukan lagi pasir atau tanah, namun sampah seperti meja dan kursi.