Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Meski harga ayam dan telur terus beranjak naik hingga meresahkan masyarakat, tidak membuat Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) bertindak cepat melakukan antisipasi berupa pencegahan harga ataupun Operasi Pasar (OP).
“Kamis ini kita sudah jadwalkan rapat koordinasi dengan OPD terkait termasuk dari daerah sentral yakni Kabupaten Deli Serdang, Langkat, Kota Binjai dan Medan serta forum keunggasan, gabungan pengusaha makanan ternak Sumut,
Satgas pangan dan Bank Indonesia guna membahas terkait perkembangan harga telur dan ayam,” ujar Kepala Biro Perekonomian Pemprovsu, Ernita Bangun kepada wartawan di ruang kerjanya, Selasa (24/7/2018).
Diakui Ernita, naiknya harga ayam dan telur sudah menjadi perhatian Pemprovsu sehingga harus dirapatkan guna mencari penyebab, solusi dan aksi yang memang diperlukan. “Bisa juga nanti kita lakukan OP atau pasar murah. Yang pasti Pemprovsu terus berupaya menekan harga bahan pangan. Tapi kita juga harus mencari tahu penyebab naiknya harga apakah karena produksi atau lainnya,” kata Ernita.
Meski memang, dari pengamatan yang telah dilakukan kenaikan harga ayam dan telur diakibatkan tingginya harga pakan ternak.
Seperti dirincikannya, pada tanggal 20 Juli 2018 harga ayam ras mencapai Rp 36.000 /kg dan telur ayam Rp 25.600/kg, dengan kondisi harga pakan yakni kedelai impor masih sekitar Rp 2.500/kg dan kedelai lokal Rp 4.500/kg. Sedangkan saat ini, harga kedela lokal sudah mencapai Rp 4.500/kg dan kedelai impor Rp 11.000/kg.
Sementara kondisi harga ayam pertanggal 24 Juli 2018 rata-rata mencapai Rp 39.000/kg atau mengalami kenaikan dari sehari sebelumnya Rp 38.000/kg.
“Kita ambil harga rata-ratanya, karena ada juga beberapa pasar dihari ini harga ayam sudah mencapai Rp 40.000/kg seperti di Pasar Petisah,” rincinya.
Memang dikatakan Ernita, antisipasi kenaikan harga ayam dan telur ini perlu dilakukan segera karena hal tersebut bisa menjadi salahsatu penyumbang inflasi.
“Kita berharap dalam sepekan ini harga sudah stabil. Karena kita juga menjaga angka inflasi, seperti di bulan ini hanya 0,04% atau dibawah inflasi nasional 0,59%. Inflasi kita sudah sangat bagus dilihat dari perkembangan dari Januari hingga Juni terjaga, sehingga kita berharap harga ayan dna telur segera stabil,” ucapnya.
Diketahui harga daging ayam masih terus bergerak naik. Di awal pekan, Senin (23/7/2018), kebutuhan pangan ini dipasarkan bervariasi antara Rp 39.000 hingga Rp 43.000 per kg, atau mengalami kenaikan berkisar Rp 5.000 sampai Rp 7.000 setiap kg dibandingkan akhir pekan lalu.
Sementara harga telur ayam ras di sejumlah pasar tradisional di Kota Medan masih bertahan mahal. Untuk diketahui, telur ini dipasarkan di harga Rp 1.350 hingga Rp 1.500 per butir. Atau mengalami penurunan sebesar Rp 50 di tingkat distributor.