Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Dengan memakai institusi Ratna Sarumpaet Crisis Center (RSCC) yang digagasnya, pegiat sosial sekaligus seniwati Ratna Sarumpaet menyelenggarakan acara Toba Informal Meeting. Dilaksanakan di Hotel Danau Toba Medan, Rabu (28/7/2018). Mengambil thema "Evakuasi Korban KM Sinar Bangun, Mutlak". Digelar berbentuk diskusi, menghadirkan sejumlah pembicara dari keluarga korban, pihak KM Sinar Bangun, mantan anggota Komnas HAM Natalius Pigai, dan sebagainya
.Semula nama-nama keren seperti politikus Amien Rais dan Fahri Hamzah serta pengacara 30M Hotman Paris Hutapea dikabarkan juga akan jadi pembicara. Namun batal.
Membuka acara Toba Informal Meeting, Ratna mencurahkan keluh kesahnya saat bertemu Menko Maritim Luhut Panjaitan di Pelabuhan Tigaras, Kabupaten Simalungun beberapa waktu lalu. Katanya, saat itu dia diolok-olok, diserang dan dikepung seolah-olah telah melakukan tindak kejahatan.
Menurutnya, tidak seharusnya upaya pencarian korban tenggelamnya KM Sinar Bangun (18/6/2018) di perairan Danau Toba dihentikan. Pernyataan Luhut tidak semestinya diikuti begitu saja. Apalagi jika upaya pencarian belum maksimal.
Alasan pemerintah yang menyebutkan tidak terdapat peralatan yang bisa digunakan menarik kapal dari dasar Danau Toba ditegaskan Ratna sebagai kebohongan. Ungkapnya, Basarnas pernah mengatakan ada peralatan milik Telkom yang terletak di Surabaya yang bisa digunakan. Dibutuhkan waktu tiga minggu membawanya ke Danau Toba dan mempersiapkannya selama satu minggu.
Ratna menilai bahwa sikap ikhlas yang dinyatakan masyarakat atas dihentikannya upaya pencarian 164 korban hilang sebagai keikhlasan yang dimanipulasi. Bukan ikhlas yang sesungguhnya.
"Luhut itu juga manusia yang bisa berbuat kesalahan. Luhut bukan atasan saya, saya tidak takut pada dia," tegasnya.
Terangnya, tidak seharusnya upaya pencarian korban KM Sinar Bangun dihentikan. Omong kosong wisatawan akan datang ke Danau Toba sebagaimana diinginkan jika korban Sinar Bangun tidak diupayakan pencariannya lebih maksimal. Danau Toba akan jadi berhala tempat berkunjung melakukan tindakan musyrik.