Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mengalami pelemahan. Selain dengan dolar AS pelemahan rupiah juga terjadi terhadap beberapa mata uang beberapa negara lain.
Mengutip data RTI nilai tukar rupiah melemah dibandingkan ringgit sampai poundsterling. Pengamat Ekonomi, Aviliani menjelaskan gejolak nilai tukar saat ini memang dipengaruhi oleh sejumlah faktor global dan domestik.
"Sekarang kalau dilihat investor saat ini masih punya harapan supaya bunga acuan naik terus. Mereka akhirnya menempatkan dana di instrumen jangka pendek di berbagai negara," kata Aviliani di kantor Bappenas, Jakarta Pusat, Rabu (25/7).
Dia mengungkapkan, memang pergerakan rupiah masih dalam tren melemah. Tren tersebut diprediksi berlangsung jangka panjang.
"Trennya rupiah masih akan lari ke mana-mana. Sampai kapan? sampai Pilpres juga bisa karena investor melihat keadaan agar lebih kondusif," tambah dia.
Aviliani mengatakan, selain dari faktor domestik ada juga faktor dari luar negeri. Misalnya kebijakan yang dikeluarkan Amerika Serikat (AS) yang dinilai terlalu sering berubah-ubah dan disebut kurang konsisten.
Menurut Aviliani, saat ini Indonesia juga sedang dihadapi dilema dengan pelemahan nilai tukar dan benchmark suku bunga.
"Dilema juga memang dengan suku bunga naik terus. Tapi ya setidaknya kita bisa punya jarak yang baik dengan bunga acuan AS dan membuat dana asing kembali ke Indonesia," jelas dia.
Aviliani menambahkan, selain itu tingginya impor di Indonesia jugaa turut mempengaruhi tingkat nilai tukar. Namun impor ini memang dibutuhkan untuk pembangunan infrastruktur, tapi dibutuhkan evaluasi dan mengerem laju impor agar rupiah tak terlalu jeblok.
"Kalau untuk industri memang tidak mungkin rem impor, Indonesia juga parah di jasa seperti reasuransi hingga pelabuhan. Ini akan terus menyebabkan gejolak pada nilai tukar makanya dibutuhkan hedging," jelas dia.(dtf)