Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta
Bank Indonesia (BI) memprediksi defisit transaksi berjalan (current account defisit/CAD) satu tahun penuh 2018 sebesar US$ 25 miliar, atau masih di bawah 3% dari PDB. Untuk menghadapi itu, BI bersama pemerintah bakal menggenjot masuknya wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia.
Turis asing ke Indonesia bakal meningkatkan devisa negara karena mereka datang membawa dolar. Seiring meningkatnya devisa, maka defisit transaksi berjalan bisa ditekan.
"Komitmen pemerintah dan kerja konkrit akan mengelola defisit transaksi berjalan sehat, aman, dan bisa menghasilkan dengan cepat devisa dari pariwisata, ekspor, dan lain lain," kata Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo di Jakarta, Kamis (26/7).
Terkait peningkatan devisa lewat pariwisata, pemerintah pusat maupun daerah, bersama BI terus melakukan rapat koordinasi.
"Untuk pariwisata ini, sudah rapat koordinasi, bagian yang akan kita lakukan dari koordinasi pusat dan daerah, di akhir Agustus akan luncurkan inisiatif langkah-langkah konkrit untuk menggenjot pariwisata," sebutnya.
Seperti yang disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi), pemerintah akan fokus pada 4 dari 10 Bali Baru, yakni Mandalika, Labuan Bajo, Danau Toba, dan Borobudur.
"Sudah rapat koordinasi dengan Menko Maritim, Menpar, industri perhotelan, turism, dsb, kementerian/lembaga. Semangatnya 4 destinasi selain Bali akan keroyokin. Bukan 10 nggak penting, tapi prioritas jangka pendek 4 itu," sebutnya.
"Kroyokin dari end to end-nya, apakah masalah perizinan, airport, apakah ketersediaan low cost carriers (maskapai penerbangan murah), apakah paket-paket pariwisata, apakah perlunya UMKM dikembangkan di desa desa, pariwisata religi," lanjut Perry.
Pihaknya juga akan berkoordinasi dengan Kemenlu, KBRI, hingga perwakilan BI di luar negeri.
"Kita akan koordinasikan, yang akan kita lakukan. Langkah konkrit, termasuk juga komunikasi dengan Kemenlu, KBRI, juga BI perwakilan perwakilan di luar negeri, bagaimana pemerintah mempromosikan pariwisata, lebih banyak mendatangkan pariwisata," tambahnya.(dtf)