Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Tim Intel Kejaksaan Tinggi Sumatra Utara (Kejatisu) kembali meringkus buronan (DPO) atas kasus korupsi. Asintel Kejatisu, Leonard Simanjuntak melalui Kasi Penkum Kejatisu, Sumanggar Siagian, Minggu (29/7) siang menyampaikan kepada wartawan, DPO yang berhasil ditangkap adalah mantan Kasi Upaya Kesehatan Lintas Wilayah Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Pekanbaru, drg Mariane Donse br Tobing.
Dijelaskan Sumanggar, Mariene Donse br Tobing yang diamankan dari daerah Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara, Sabtu (28/7/2018) merupakan terpidana penggelembungan harga vaksin meningitis bagi para calon jemaah umroh dari Januari 2011 hingga Juli 2012 dengan kerugian negara Rp 580 juta lebih.
"Kasus yang menjerat terpidana yang merupakan dokter gigi ini juga telah berkekuatan hukum tetap atas putusan Pengadilan Tipikor Pekan Baru yang menjatuhi hukuman selama 4 tahun penjara denda Rp 200 juta. Jadi yang bersangkutan ini DPO Kejari Pekan Baru. Karena diketahui keberadaannya di Sumut, tim intelijen Kejatisu dipimpin langsung Asintel bapak Leo Simanjuntak kemudian menindaklanjuti informasi itu hingga yang bersangkutan berhasil kita amankan," jelas Sumanggar.
Dalam kasus itu sendiri dijelaskan Sumanggar, ada tiga tersangka lain yang terlibat, di antaranya, Suwigno sebagai pejabat fungsional di KKP Pekanbaru yang telah menjalani masa hukuman dan Iskandar selaku Kepala KKP Pekanbaru yang kini masih buron.
"Yang bersangkutan masuk Daftar Pencarian Orang (DPO) Kejari Pekan Baru setelah mangkir dari panggilan sejak putusan Mahkamah Agung November 2014 lalu hingga akhirnya diketahui keberadaanya di Tarutung. Selanjutnya pihak Kejari Pekanbaru berkordinasi dengan Kejati Riau dan Kejati Sumatra Utara untuk melakukan penangkapan," sebutnya.
Lebih lanjut Sumanggar memaparkan, DPO kasus lain yang berhasil dibekuk tim intelejen Kejatisu yang dipimpin oleh Asintel Kejatisu Leo Simanjuntak, Minggu (29/7) dinihari di kawasan Tanggeran Selatan diketahui adalah H Hasnil (68), yang merupakan buron Kejari Langkat dan Kejari Simalungun.
Dikatakan Sumanggar, Hasnil menjadi buronan Kejari Langkat dan Kejari Simalungun dalam kasus penghitungan kelebihan Pembayaran Pajak Penghasilan. Hasnil selaku akuntan publik dalam rangka penghitungan kelebihan Pembayaran Pajak Penghasilan PNS Tahun 2001 dan 2002 pada Sekretariat Kabupaten Langkat Tahun 2003 menimbulkan kerugian negara sebesar Rp. 1.193.574.876, sekaligus juga menjadi terpidana dalam kasus yang sama di Simalungun.
"Dia diringkus di kediamannya di Jalan Mangga I No. 163 Kompleks PU, Kelurahan Rengas, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan setelah dilakukan pemantauan selama dua minggu oleh tim," ucap SumangggaSiagian.
Sumanggar melanjutkan Pimpinan Kantor Akuntan Publik Hasnil M. Yasin & Rekan ini merupakan buronan dari Kejaksaan Negeri Langkat dan juga Kejaksaan Negeri Simalungun dalam kasus penghitungan kelebihan Pembayaran Pajak Penghasilan PNS di Setda Langkat dengan hukuman 6 tahun penjara yang terjadi pada tahun anggaran 2001-2002. Sedangkan pada tahun 2008 di Pemkab Simalungun, yang bersangkutan juga dihukum 4 tahun penjara dengan kasus serupa.
"Total kerugian akibat manipulasi penghitungan yang dilakukannya sebesar Rp 2,9 miliar dengan rincian Pemkab Langkat menderita kerugian sebesar Rp 1,2 miliar, sedangkan Pemkab Simalungun menderita kerugian sebesar Rp 1,7 miliar," terang Sumanggar.
Selama buron, terpidana bekerja sebagai salah satu dosen di universitas swasta di Jakarta. "Jadi setelah putusan inkhrah, jaksa memanggil terpidana hingga tiga kali namun tidak diindahkan. Sehingga dia dimasukan dalam DPO jaksa pada awal tahun 2018 lalu," urai Sumanggar.
Leo Simanjuntak menyampaikan, serangkaian operasi penangkapan DPO yang dilakukan pihaknya sejauh ini telah berhasil meringkus 17 DPO yang sebagian besar dilakukan di wilayah Sumut. Menurutnya, jumlah DPO keseluruhan lingkup nasional tercatat sebanyak 141 orang.
"Untuk lingkup nasional seluruh Indonesia ada 141 DPO yang duburu, di wilayah Sumut sudah 18 orang yang berhasil kita amankan dalam waktu kurang dari dua bulan terakhir," imbuhnya.