Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berharap kepada seluruh bankir di tanah baik BUMN maupun swasta untuk tidak jemawa atau angkuh meski mampu membukukan kinerja yang baik.
Sebab, kata Sri Mulyani kondisi perekonomian dunia tengah melakukan transisi ke arah likuiditas ketat. Hal itu tak terlepas dari kebijakan normalisasi moneter Amerika Serikat (AS).
"Strategi dan harapan kepada anda, lakukan adjustment jangan bisnis as usual, pengalaman anda. Kamu harus dapat melakukan penyesuaian, jangan jemawa, sedikit melakukan refleks balik, teliti risiko anda lebih dalam. Jangan bilang kalau ini sudah terjadi satu tahun lalu," kata Sri Mulyani di acara BARa Risk Forum dan Rapat Umum Anggota di Mandiri Club, Jakarta, Rabu (1/8).
Dia menyebutkan kebijakan yang ditempuh negara maju seperti AS memberikan dampak ke negara berkembang di dunia seperti Indonesia.
Apalagi, Presiden AS Donald Trump tidak rela melihat neraca perdagangan negara lain surplus dengan AS.
"Jadi yang tadinya mitra sekarang menjadi enemy. Ini selama Trump masih presiden akan dilakukan," ujar dia.
Kepada para bankir, Sri Mulyani meminta untuk terus meneliti risiko yang timbul dari kondisi ekonomi dunia sekarang ini. Dengan demikian, penyesuaian kebijakan bisa dilakukan dengan cepat.
"Dunia ini berubah, anda bisa membuat keputusan yang cepat. Pemerintah tetap menjaga keamanan fiskal, infrastruktur tetap continuity, kualitas SDM tetap dilakukan, terutama untuk mereka yang miskin untuk turunkan kemiskinan dan kesenjangan," papar dia.
Selain itu, Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini mengungkapkan bahwa pemerintah juga terus melakukan reformasi birokrasi, seperti mempermudah dan mempercepat proses perizinan berusaha, serta tetap menjaga stabilitas ekonomi nasional.
"Kami dengan BI, OJK sedang memikirkan, membuat assessmentdari fiskal bisa mendukung itu, bagaimana sektor perumahan bisagrowing sehat, saya berharap setiap pembangunan apartemen dan rumah konten impornya tidak tinggi. Kita akan tetap menggunakan instrumen untuk bisa menjaga stabilitas tapi tidak melupakan growth, dan itu kita akan suportif, kita juga hati-hati dan waspada," tutup dia. (dtc)