Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Damaskus. Presiden Suriah Bashar al-Assad menyatakan kepada pasukan Suriah bahwa 'kemenangan sudah dekat'. Assad mengklaim keberhasilan dalam mengalahkan pemberontak dalam konflik sipil yang menyelimuti Suriah selama tujuh tahun terakhir.
Awal tahun lalu, pasukan pemerintah Suriah hanya menguasai 17 persen wilayah nasional. Namun rentetan gempuran yang terus dilancarkan berhasil mengusir pemberontak dari basis-basis mereka, membuat pasukan rezim Assad menguasai nyaris dua pertiga wilayah Suriah saat ini.
"Tanggal kemenangan kita sudah dekat," tegas Assad dalam surat terbuka kepada jajaran tentara Suriah, seperti dilansir AFP, Kamis (2/8),
"Mereka (pemberontak-red) akhirnya terpaksa pergi -- dipermalukan, berputar ke belakang, ekor mereka ada di antara kaki -- setelah Anda semua memberikan rasa kekalahan kepada mereka," imbuhnya.
Baca juga: Konflik Suriah, Israel Evakuasi Ratusan Anggota Kelompok Helm Putih
Sebagian besar wilayah direbut kembali tanpa ada pertempuran langsung di lapangan, karena kelompok pemberontak sepakat meninggalkan wilayah-wilayah yang tadinya mereka kuasai dalam konvoi yang dilindungi militer Rusia.
Militer Suriah selama ini dibantu dengan serangan udara Rusia, penasihat militer Iran dan milisi dari Lebanon, Iran, Irak dan Afghanistan.
Saat ini, tentara pemerintah Suriah sedang 'membersihkan' kantong-kantong pemberontak dan militan yang masih tersisa di wilayah selatan, yang juga menjadi titik awal pecahnya konflik Suriah tahun 2011 lalu.
Pekan lalu, Assad menjanjikan gempuran serupa terhadap satu-satunya markas besar kelompok pemberontak di Provinsi Idlib, Suriah bagian barat laut. Namun sekutunya, Rusia, menyatakan tidak akan melancarkan gempuran skala besar di Idlib di masa mendatang.
Diketahui bahwa Idlib merupakan salah satu dari empat zona deeskalasi yang disepakati negara-negara kekuatan dunia tahun 2017.
Para pemberontak dan warga sipil di tiga zona deeskalasi lainnya telah dievakuasi dengan bus, ketika tiga wilayah itu jatuh ke tangan pasukan pemerintah Suriah. Dari sana, mereka semua dibawa ke Idlib, sehingga menambah populasi Idlib menjadi 2,5 juta jiwa saat ini.
Operasi militer di Idlib bisa memicu gelombang pengungsi besar-besaran ke perbatasan Turki. Rusia telah memperingatkan agar serangan tidak dilancarkan di sana. (dtc)