Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Hubungan antara General Manager (GM) Badan Pengelola Geopark Kaldera Toba (BP GKT) dengan para Manager Geosite yang merupakan bawahannya, selama ini berlangsung tidak harmonis. Termasuk dalam hal kordinasi kerja yang selama ini berlangsung sendiri-sendiri.
Hal itu diakui salah seorang Manager Geosite di Kabupaten Samosir, Rikardo Simanjorang kepada medanbisnisdaily.com, Kamis (2/8/2018). Dikatakan Rikardo, mulai dari penyusunan dossier dan pengiriman dossier ke UNESCO tidak dilibatkan manager-manager Geosite yang diangkat dengan SK Gubernur.
"Manager Geosite memberikan masukan kepada BP GKT yang dipimpin ibu Hidayati, tapi tidak pernah mendapat tanggapan," katanya.
Bahkan hingga tim assesor datang, dokumen perencanaan dan aktivitas tidak ada pernah terjadi secara bersama-sama dengan para Manager Geosite dan Komisi-komisi Teknis yang ada dalam struktur. Khususnya pelaksanaan ke-5 rekomendasi UNESCO dan infrastruktur yang dibutuhkan tidak begitu diperdulikan oleh GM dan para Manager tidak mengetahui apa yang dikerjakan oleh GM dan GM tidak peduli dengan apa yang dikerjakan Manager.
"Semenjak kedatangan pendahuluan tim assesor berturut-turut 2 kali akhir Desember 2017 yang lalu, para Manager tidak dilibatkan dan hari ini tiba assesor di Danau Toba para Manager tidak diberitahu. Dan ironisnya Pak Wilmar Simanjorang yang resmi mendampingi Bupati Samosir di ruangan eksekutif airport Silangit diusir oleh saudari Debbie Panjaitan yanh hanya staff biasa di dalam BP GKT," terang Rikardo.
Pak Wilmar dengan legowo meninggalkan pertemuan itu dan untuk mengkonfirmasi apakah Manager Geosite lainnya mengetahui kedatangan assesor, maka kami pergi ke Geosite Hutaginjang. Rupanya sama dengan kelima Manager Geosite di Kabupaten Samosir para Manager Geosite dari Kabupaten lain juga tidak hadir karena tidak diundang, bebernya.