Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Gempa berkekuatan 7 SR mengguncang Lombok, NTB, tadi malam yang merupakan main shock dari guncangan sebelumnya sekitar sepekan lalu dengan kekuatan 6,4 SR. Pakar geologi UGM Rovicky Dwi Putrohari menjelaskan, Lombok terletak di antara 2 patahan aktif.
"Gempa tadi malam tektonik, tapi dia bukan subduksi. Ada yang mengistilahkan antitetik subduksi, ada patahan yang berhadapan dengan subduksi," kata Rovicky saat berbincang, Senin (6/8).
Wilayah NTB bisa dibilang sering diterpa gempa yang setidaknya tercatat sejak tahun 1800-an. Namun ilmu tentang tektonik baru didalami di Indonesia sejak tahun '60-an.
"Ini daerah patahan yang aktif maka akan mengalami gempa wajar, patahan Flores berhadap-hadapan. Jadi patahan ini sudah diyakini aktif, katakanlah mulai dari Laut Banda, dari Alor kemudian di Flores, Sumbawa sampai utara Pulau Lombok," papar Rovicky.
Menurut Rovicky, gempa susulan masih mungkin terjadi setelah ini. BMKG pun merilis data, terjadi sedikitnya 132 gempa susulan pascagempa 7 SR.
BMKG mencatat setidaknya ada 132 gempa susulan usai gempa berkekuatan 7 SR mengguncang Lombok tadi malam. Namun selain gempa susulan, ada sejumlah hal yang perlu diwaspadai.
"Kalau saya sih menyarankan kemungkinan masih ada gempa susulan, kemudian makin mengoyak bangunan yang sudah rusak, bisa terobohkan oleh gempa susulan," tutur Rovicky.
Selain itu dalam beberapa bulan ke depan, wilayah Indonesia akan memasuki musim penghujan. Ketika hujan turun, batuan yang tadinya retak oleh gempa bisa mengalami longsor.
"Kalau mencari shelter, cari yang relatif aman dari longsoran," ungkap Rovicky.
Gempa tektonik juga bisa memicu aktivitas vulkanik. Terlebih di sekitar wilayah Lombok juga ada gunung berapi yang masih aktif seperti Gunung Agung di Bali dan juga Rinjani di Lombok.
"yang cukup dikhawatirkan gempa-gempa besar terutama di atas 7 SR dia akan memicu aktivitas vulkanisme, ada hubungan, hanya selang waktunya tidak diketahui," kata Rovicky.
Dia mencontohkan dengan gempa bumi yang terjadi di Bantul pada tahun 2006 silam. Gempa tersebut kemudian memicu aktivitas vulkanik Gunung Merapi yang erupsi pada tahun 2010.
"Tsunami Aceh tahun 2004 juga memicu aktivitas aktif gunung-gunung di Sumatera," kata dia. (dtc)