Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, sore ini bertemu para eksportir di Kantor Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC). Pertemuan tersebut membahas langkah-langkah memacu ekspor, salah satunya untuk mengatasi defisit neraca perdagangan dan neraca pembayaran.
Dalam kesempatan tersebut, dia menyampaikan betapa pentingnya Indonesia saat ini memacu ekspor, termasuk investasi untuk mendukung ekspor.
"Mengapa perlu memacu ekspor dan investasi? karena kita ingin ekonomi kita tetap tumbuh," kata Sri Mulyani saat memberi pidato di Kantor DJBC, Jakarta Timur, Selasa (7/8).
Selain itu, di tengah pertumbuhan ekonomi yang terus membaik, membuat impor ikut meningkat. Bila tidak diimbangi dengan pertumbuhan ekspor, maka neraca perdagangan, maupun neraca pembayaran akan defisit. Sebab, impor lebih besar dibanding ekspor.
"Pertumbuhan kita yang kemarin BPS sampaikan kuartal II 5,27% itu kemudian disertai neraca pembayaran kita yang defisit. Setiap kali kita 1% tumbuh, kita juga harus mengimpor," jelasnya.
Bahkan sejak pertengahan 2017, kata mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu, impor terus meningkat.
"Impor mulai pertengahan 2017 mengalami kenaikan double digit. Bahkan beberapa bulan bisa mencapai 30% growth-nya," ujarnya.
"Dan ekspor kita nggak setinggi pertumbuhan impor, sehingga Indonesia mengalami defisit neraca perdagangan, ekspor lebih kecil dari impor, US$ 1,16 billion (miliar) untuk semester I-2018," lanjutnya.
Oleh karenanya, di hadapan para eksportir, Sri Mulyani memastikan bahwa pemerintah akan ikut mendukung peningkatan ekspor.
"Karena ekspor menyumbangkan pertumbuhan ekonomi, dan neraca pembayaran yang kuat. Ekspor penting sekali, dan di sinilah pemerintah sekarang fokus untuk bagaimana memacu ekspor. Namun pada saat yang sama bagaimana juga mengurangi impor," tambahnya.(dtf)